Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemanperin) mengungkapkan pemerintah masih menunggu hasil banding yang diajukan PT Sri Rijiki Asman Tbk. (SRIL) atau Seritex akibat putusan pailit Pengadilan Negeri Niaga (PN) Semarang.
Sedangkan putusan pailit akibat pembatalan homologasi tertuang dalam Putusan Nomor 2/Pdt.Sus Homologasi/2024/PN Niaga Semarang tanggal 21 Oktober 2024.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kirtasasmita mengatakan pihaknya telah membahas kebijakan yang akan diterapkan dalam dua situasi menang atau kalah terkait hasil kasus tersebut.
“Kalau opsi kasasi menang dan opsi kasasi kalah, beda langkahnya. Tapi masih ada langkah hukum yang bisa dilakukan Ceritax. Kalaupun kalah kasasi, tetap bisa PK (peninjauan kembali),” kata Agus. wartawan. beritahu siapa Senin (28 Oktober 2024).
Namun, dia belum bisa merinci dua opsi pemerintah tersebut.
Agus pun menelepon SRIL pagi ini untuk mengetahui latar belakang permasalahan yang dihadapi perusahaan. Ia pun mulai menjabarkan langkah-langkah ke depan yang bisa diambil.
Lebih lanjut ia menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk melindungi 50.000 tenaga kerja di SRIL serta memastikan perusahaan terus berproduksi dan beroperasi.
Terkait permasalahan keuangan Ceritax dengan para krediturnya, Agus berharap solusi atas permasalahan tersebut dapat disepakati bersama.
“Saya berharap bisa kembali melakukan konsolidasi yang disepakati berbagai pihak, termasuk restrukturisasi utang, baik itu Tier 1, Tier 2, Tier 3, itu jalan yang terbaik,” jelasnya.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Ceritax menghormati aturan hukum dan merespons dengan cepat melalui konsolidasi internal dan keterlibatan dengan pemangku kepentingan terkait.
“Hari ini kami telah menyampaikan seruan untuk mengatasi masalah ini dengan baik dan memastikan bahwa kepentingan para pemangku kepentingan terpenuhi,” tulis manajemen Sretex dalam keterangan yang diterima perseroan, Jumat (25 Oktober 2024).
Critex mengatakan tindakan hukum tersebut merupakan bentuk tanggung jawab Critex kepada kreditur, pelanggan, karyawan, dan pemasoknya yang secara kolektif telah mendukung bisnis tekstil selama lebih dari setengah abad.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel