Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah menjajaki cara mendapatkan pinjaman mahasiswa atau student loan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong lembaga keuangan seperti bank untuk menawarkan opsi pinjaman mahasiswa yang lebih murah.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar mengatakan bagi perbankan, sistem pinjaman mahasiswa memiliki potensi. “Kami juga sedang dalam proses penerapan sistem pinjaman mahasiswa baru,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/5/2024).

Saat ini, BNI telah memberikan sumber daya pendidikan khusus atau student loan selama tiga hingga lima tahun. Dalam melakukan hal tersebut, BNI melakukan pilot project di beberapa institusi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Indonesia (UI).

Menurutnya, pinjaman mahasiswa memiliki potensi karena sebagian besar mahasiswa saat ini mengetahui tentang hal-hal finansial seperti uang dan uang. Selain itu, mahasiswa juga perlu mengelola keuangannya.

Meski begitu, terdapat kesulitan perbankan dalam memberikan pinjaman mahasiswa. “Percayalah, ketika mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya, ia akan mendapatkan pekerjaan dan membayar pinjamannya secara bertahap hingga lunas,” ujarnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Profesor Amin Nurdin menilai, program pinjaman mahasiswa baru dari bank yang bagus untuk mahasiswa sangat dibutuhkan saat ini, di tengah banyaknya biaya pendidikan. “Ibarat menunggu, karena nyatanya banyak pelajar yang punya pinjaman [pinjaman online] untuk membiayai pendidikannya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/5/2024).

Opsi pinjaman dapat ditawarkan dengan tenor berbeda yang mendukung mahasiswa. “Bisa 4 tahun untuk sarjana misalnya, atau 2 tahun untuk magister,” kata Amin.

Meski begitu, bank menghadapi kesulitan dalam memberikan pinjaman mahasiswa, yang merupakan produk yang dijual dan harus merespon segmen pasar dan kebutuhannya.

Direktur Jenderal Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, OJK mewaspadai kasus mahasiswa yang terjerat utang untuk membiayai studinya. OJK juga mempromosikan cara-cara berbiaya rendah untuk mendapatkan uang atau pinjaman mahasiswa dari lembaga keuangan, termasuk bank.

“Kami sedang berbicara dengan pemberi bantuan keuangan, mari kita buka pinjaman pelajar, dan rencana untuk membantu pelajar. Misalnya, akan dibayarkan ketika anak [siswa] bekerja,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki di Pinjaman Pendidikan itu. acara guru yang diadakan OJK pada Senin (20/5/2024).

Menurutnya, di luar negeri, pinjaman mahasiswa paling sering ditemui. Sedangkan di Indonesia, khususnya bagi pelajar yang berpendidikan tinggi, angka tersebut masih rendah.

“Jadi, asal kebijakannya bagus dan tidak memberatkan, [pinjaman mahasiswa] bisa jadi pilihan, meski banknya ada,” kata Kiki.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga mengungkapkan, pemerintah sedang mengkaji pembahasan pinjaman mahasiswa dengan Dewas (dewas) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Pembahasannya berdasarkan banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman, salah satunya untuk membayar uang sekolah.

“Kami sedang bernegosiasi dengan dewan LPDP, meminta LPDP untuk melakukan pinjaman mahasiswa,” ujarnya dalam temu Media KSSK di Kementerian Keuangan Januari lalu (30/1/2024).

Selain itu, Sri Mulyani dan jajaran LPDP juga memperkirakan permasalahan yang akan timbul dari kebijakan tersebut.

Seperti halnya di negara maju Amerika Serikat (AS) yang menggunakan pinjaman pendidikan tersebut sehingga menimbulkan masalah jangka panjang. Faktanya, menurut National Student Clearinghouse Research Center, 40,41 juta peminjam pinjaman mahasiswa tidak menyelesaikan sekolah, yang berarti mereka putus sekolah dan tidak memperoleh gelar.

Sementara itu, kata Sri Mulyani, pemerintah juga telah mendiskusikan rencana tersebut dengan pihak perbankan.

“LPDP akan meningkatkan kualitas pinjamannya agar tidak memberatkan mahasiswa, malah mencegah perilaku buruk dan memberikan semangat kepada mereka yang tidak mampu,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel