Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap penyebab mahalnya harga produk farmasi (alkes) dan obat-obatan di Indonesia.
Ia mengatakan, salah satu penyebab kenaikan harga alat kesehatan dan obat-obatan adalah tidak efektifnya jalur perdagangan produk kesehatan tersebut.
Faktor lainnya adalah kejelasan dan ketertiban dalam pengelolaan perdagangan alat kesehatan dan obat-obatan.
“Pemerintah harus melakukan hal-hal yang jelas dan transparan agar tidak terjadi kenaikan harga yang sewenang-wenang atau tidak perlu dalam pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan. Hal itu disampaikannya usai menghadiri rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penghapusan pajak industri kesehatan di Istana Kepresidenan, Selasa (2/7/2017). 2024).
Mantan Direktur Bank Mandiri (BMRI) ini mengaku, untuk menekan harga barang dan obat-obatan, diperlukan kerja sama teknis antar berbagai departemen seperti Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan, untuk menciptakan ekosistem industri.
Budi memberikan contoh kebijakan yang tidak konsisten, seperti membeli alat USG, Anda mendapat pajak penjualan 0%. Sementara itu, penjualan produk seperti monitor, elektronik, dan produk harus membayar pajak impor sebesar 15%.
Ia menambahkan, pembelian alat kesehatan juga dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah pembelian Cath Lab untuk 514 kota/kabupaten. Menurut dia, pemerintah tidak datang dari luar negeri, melainkan membangun laboratorium Cath di dalam negeri.
“Untuk melihat undang-undang pembelian Cath Labs, kita ingin melihat bagaimana pabrik Cath Lab bisa dimasukkan, pabrik-pabrik ini bisa dimasukkan [dalam investasi]. Karena pemerintah butuh 514 unit Cath Lab, rumah sakit swasta. tentu saja,” tambahnya.
Tn. Budi menambahkan, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menjalin kerja sama dengan banyak organisasi, seperti Gabungan dan Gabungan Alat Kesehatan (Gakeslab Indonesia) untuk menggalang kerja sama yang setara dalam pemenuhan harga alat kesehatan dan obat murah.
“Kita juga akan bicara dengan Gakeslab, produsen peralatan dalam negeri. Lalu, organisasi farmasi, baik importir maupun produsen dalam negeri, bagaimana kita mencari solusinya. Budi menyimpulkan, “Saya kira kalau di negara lain harga obat lebih murah, kita sebaiknya. pergi kesana.”
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel