Bisnis.com, Jakarta – Jika rencana transformasi organisasi di lingkungan Kementerian BUMN yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subianto terealisasi, kinerja emiten pelat merah itu diperkirakan akan menguat.

Persiapan pemerintahan baru pengganti Kementerian BUMN diumumkan Burhanuddin Abdullah, Dewan Pertimbangan Presiden terpilih Prabowo Subianto, dalam acara UOB Economic Outlook 2025 beberapa waktu lalu.

Menurut Burhanuddin, perubahan bisnis, budaya, dan manajemen di Kementerian BUMN diperlukan untuk meningkatkan kontribusi BUMN di provinsi tersebut. Langkah ini diperkirakan akan dimulai pada Januari 2025.

Sementara itu, beredar kabar bahwa perubahan yang akan dilakukan adalah reorganisasi dari kementerian ke badan pengelola BUMN. Konsep ini diperkenalkan oleh Menteri BUMN pertama di Indonesia Tanri Abeng.

Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Securitas, mengatakan reorganisasi Kementerian BUMN tidak hanya memberikan peluang untuk meningkatkan kinerja BUMN, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi negara mengharapkan.

“Jika BUMN bisa menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), maka kinerjanya bisa meningkat sehingga negara bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan dividen meski di tengah ketidakpastian global,” ujarnya, Rabu (2024). . .

Pak Naphan mengatakan upaya reformasi kelembagaan penting karena pengelolaan badan usaha milik negara akan menjadi lebih spesifik di masa depan.

Secara terpisah, arahan pembentukan superholding BUMN Indonesia ke depan dilakukan oleh Malaysia dan Singapura oleh Temasek yang memiliki superholding bernama Khazanah.

“Superholding telah menciptakan organisasi kuat yang berhasil memberikan manfaat besar bagi kepentingan nasional kedua negara,” kata Naphan.

Ia optimis reformasi kelembagaan di lingkungan Kementerian BUMN akan membawa prospek positif bagi emiten pelat merah. Perlu diketahui bahwa seluruh perusahaan terus menerapkan GCG untuk mencegah peluang terjadinya korupsi.

“Ini janji pertama yang harus ditepati. Tidak boleh ada kekhawatiran bagi investor. Terus menerapkan GCG itu penting untuk menjaga kepercayaan investor.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel