Business.com, Jakarta – Nilai tukar Rupiah ditutup menguat Rp 15.923 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (16/5/2024). Sebagian besar mata uang regional Asia juga tampak menguat terhadap dolar AS. 

Pada pukul 15.00 WIB Kamis (16/5/2024), Rupiah ditutup menguat 0,65% atau 104 poin di Rp15.923 per dolar setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin, berdasarkan data Bloomberg. Sementara itu, Indeks Mata Uang Paman Sam terlihat menguat hingga 104,40 pada siang ini.  

Terhadap dolar AS, yen Jepang menguat 0,05%, dolar Hong Kong menguat 0,07%, dolar Singapura menguat 0,04%, dolar Taiwan menguat 0,30%, dan won Korea 1,12%.

Selain itu, Peso Filipina menguat 0,14%, Ringgit Malaysia menguat 0,50%, dan Baht Thailand menguat 0,59%. Sementara itu, yuan Tiongkok bertahan stabil dan rupee India melemah 0,01%.

Direktur Profitabilitas ForexIndo Futures, Ibrahim Asuaibi mengatakan, Indeks Harga Konsumen (AS) dan inflasi CPI bulan ke bulan AS lebih rendah dari perkiraan pada April 2024.

Data penjualan ritel yang diperkirakan lebih lemah juga meningkatkan harapan bahwa inflasi akan melambat pada bulan depan dan memberi kepercayaan lebih besar kepada The Fed untuk menurunkan suku bunga. 

Ibrahim dalam risetnya, Kamis (16), mengatakan, para pedagang meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga dasar sebesar 25 pada September, dengan kemungkinan naik menjadi 54% dari 49% pada pekan lalu. /5/2024)

Namun, meskipun perkiraan CPI berada di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, beberapa pejabat Fed juga telah memperingatkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa bank sentral memerlukan lebih banyak jaminan bahwa inflasi sedang melambat.

Selain itu, Tiongkok telah terkena tarif perdagangan besar yang dikenakan oleh Washington terhadap industri-industri utama Tiongkok seperti kendaraan listrik, obat-obatan, dan teknologi tenaga surya. Beijing mengancam akan membalas tindakan tersebut.

Bahkan ketika perang dagang memanas, dukungan terhadap pasar aset telah meningkat karena pasar tetap optimis terhadap stimulus fiskal Tiongkok. Beijing mengatakan akan meluncurkan dana talangan besar-besaran senilai 1 triliun yuan ($138 miliar) minggu ini. 

Sementara itu, banyak kota besar juga melonggarkan pembatasan pembelian rumah untuk mendukung pasar properti. Data produksi industri dan penjualan ritel Tiongkok pada hari Jumat kini ditunggu untuk informasi lebih lanjut mengenai importir tembaga terbesar di dunia.

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengindikasikan utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada triwulan I-2024. Posisi ULN Indonesia pada triwulan I-2023 tercatat sebesar USD 403,9 miliar atau Rp 6.489 triliun (dengan asumsi nilai tukar). sebesar Rp16.070 per dolar), turun dibandingkan posisi ULN triwulan IV tahun 2023 sebesar US$408,5 miliar atau Rp6.563 triliun

Penurunan posisi ULN tersebut berasal dari ULN pemerintah dan swasta. Seiring dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,02 persen year-on-year (yoy) setelah meningkat sebesar 3,0 persen pada kuartal sebelumnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA