Bisnis.com, JAKARTA – Penyakit jantung banyak penyebabnya, salah satunya adalah kelainan akibat pelebaran atau aneurisma pada dinding aorta pembuluh darah besar yang jarang menimbulkan gejala namun bisa menyebabkan kematian.
Sebagai pembuluh darah utama dan terbesar dalam sistem peredaran darah, aorta mempunyai tugas yang sangat penting yaitu mengangkut darah beroksigen dari jantung ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya. Karena perannya yang penting, gangguan pada aorta dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh dan berujung pada kematian.
Risiko penyakit ini bisa terjadi karena aorta yang membesar bisa pecah sewaktu-waktu. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan hebat dan syok. Sayangnya, dilatasi aorta bisa terjadi tanpa gejala.
Konsultan perawatan kardiovaskular di RS Heartologia, dr. Suko Adiarto mengatakan, dilatasi aorta sering terjadi di bagian perut dan dada.
“Kelainan atau aneurisma pada aorta terjadi ketika dinding aorta menebal dan tidak mampu lagi mempertahankan bentuknya, sehingga lama kelamaan aorta melemah dan tidak mampu menahan tekanan darah di dalamnya. pecah dan menimbulkan pendarahan yang dapat mengakibatkan kondisi kritis bahkan kematian,” jelas dr Suko dalam pengumumannya, Jumat (3 Maret 2024).
Kondisi aneurisma ini biasanya berkembang secara perlahan dan dapat terjadi hingga bertahun-tahun. dr. Suko mengatakan, aneurisma aorta masih berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala apa pun.
Oleh karena itu, penting bagi mereka yang berisiko mengalami tekanan darah tinggi untuk rutin melakukan pemeriksaan USG dan mengonsumsi obat untuk mengontrol tekanan darah dan detak jantung, ”ujarnya.
Namun bila aneurisma berukuran besar dan tidak segera ditangani, beberapa komplikasi dapat terjadi, seperti diseksi aorta, yaitu robeknya lapisan dinding pembuluh aorta. Gejala aneurisma aorta
Dr. Suko menjelaskan berbagai gejala yang harus diwaspadai saat penyakit itu muncul sebagai berikut:
1. Nyeri dada
2. Sakit punggung
3. Sesak napas.
Untuk mengembalikan fungsi aorta agar dapat mengalirkan darah secara normal ke seluruh tubuh dan mengurangi risiko pecahnya pembuluh darah aorta, ternyata tidak diperlukan tindakan operasi besar.
Dr. Suko mengatakan, terdapat prosedur medis minimal invasif di mana alat dapat dimasukkan melalui lubang kecil di selangkangan, yang disebut TEVAR (Thoracic Endovaskular Aortic Repair) yang dilakukan di rongga dada dan EVAR (Endovaskular Aneurisma Perbaikan). keluar di perut.
“Prosedur EVAR dan TEVAR seringkali dilakukan sebagai prosedur sayatan minimal sehingga pasien tidak memerlukan prosedur bedah besar untuk membuka rongga dada, namun dilakukan sebagai prosedur intervensi dengan hanya memasang stent graft pada aorta,” jelasnya. .
Perangkat ini terbuat dari jaring logam berlapis yang terbuka sepenuhnya di bawah sinar-X. Nantinya, alat ini mampu memperkuat aorta agar tetap terbuka dan memperbaiki dinding pembuluh darah pembentuk kantung aneurisma.
Kedua prosedur tersebut memiliki keunggulan dibandingkan operasi besar dalam hal waktu pemulihan yang lebih cepat, risiko komplikasi yang lebih rendah, dan prosedur yang tidak terlalu invasif. Faktor risiko aneurisma aorta
Dr. Suko mengatakan salah satu penyebab terjadinya aneurisma aorta adalah faktor genetik. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini, seperti rutin berolahraga, menjaga tekanan darah tetap normal, mengonsumsi makanan sehat tinggi lemak dan tinggi kolesterol, berhenti merokok, dan juga menjaga berat badan ideal.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel