Bisnis.com, Jakarta – Nilai tukar rupee terhadap dolar AS terus melemah akibat tekanan global. Indonesia harus berusaha menjaga kekuatan nilai tukar untuk menjaga optimisme Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Belum lama ini, Jokowi menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih aman meski bergerak di kisaran Rp16.200-16.300. Namun rupee kini melemah menurut pandangan Jokowi.
Rupiah ditutup pada level Rp 16.412 per dolar AS pada perdagangan terakhir Jumat (14/6/2024). Angka tersebut pada akhirnya mengalahkan proyeksi Presiden Jokowi.
Rupiah ditutup menguat 0,87% atau 142 poin pada Rp16.412 per dolar AS, berdasarkan data Bloomberg. Sedangkan indeks dolar naik 0,03% menjadi 105,235.
Beberapa mata uang kawasan Asia lainnya melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,36%, sedangkan dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing melemah 0,01% menjadi 0,17%. Kemudian Won Korea melemah 0,39%, Peso Filipina 0,08%, Rupee India 0,01%, Yuan China 0,04%, Ringgit Malaysia 0,14%, dan Baht Thailand 0,07%.
Harga produsen AS turun secara tak terduga pada bulan Mei, dengan indeks harga produsen utama (PPI) turun 0,2% bulan lalu setelah naik tidak berubah sebesar 0,5% pada bulan April, direktur laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada hari Kamis.
“Setelah mengalami kenaikan 0,5% bulan lalu, harga inti datar. Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan Mei pada hari Rabu lebih lemah dari perkiraan ekonom, mendorong aksi jual tajam pada greenback,” kata Ibrahim, Minggu (16). /6/2024).
Bersama-sama, rilis CPI dan PPI kemungkinan berarti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, juga akan menunjukkan penurunan tekanan harga. Namun, optimisme terhadap pendinginan inflasi tidak cukup untuk mencegah melemahnya dolar.
Sementara itu, dari dalam negeri, risiko perekonomian global masih negatif, meski terdapat kemungkinan terjadinya kejutan positif. Hal ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik dapat menyebabkan fluktuasi harga komoditas, sementara gangguan perdagangan lebih lanjut dapat mengganggu jaringan perdagangan.
Di sisi positifnya, inflasi global mungkin melambat lebih cepat dari perkiraan baseline, sehingga kebijakan moneter dapat dilonggarkan lebih cepat. Selain itu, pertumbuhan di AS mungkin lebih kuat dari perkiraan.
Ibrahim memperkirakan rupee akan berfluktuasi pada perdagangan Senin (17/6/2024) namun menetap di kisaran 16.400-16.470 per dolar AS.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanga Hartarto bereaksi terhadap isu nilai tukar rupiah yang melebihi Rp 16.300 per dolar AS.
Airlanga memperkirakan depresiasi mata uang terhadap dolar AS tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai negara lainnya. Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu perkembangan ke depan.
“Iya kita lihat saja karena semua mata uang dunia [dolar AS] menguat,” ujarnya, Jumat (14/6/2024) usai menghadiri Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Senada dengan itu, Presiden Jokowi menilai pelemahan rupee hanya disebabkan oleh tekanan terhadap dolar AS dan ketidakpastian global. Enggan memberikan pandangan negatif, Presiden di Surakarta menilai rupee masih dalam posisi baik dan kuat.
Mengapa Jokowi berani optimis padahal resesi benar-benar memecahkan rekor? Menurut dia, pelemahan tersebut bukan karena kondisi rupee yang buruk, melainkan karena tekanan eksternal yang semakin besar.
Jokowi menilai semua negara juga mengalami hal yang sama, yakni tertekannya dolar AS terhadap mata uangnya akibat tingginya ketidakpastian perekonomian global.
“Ketidakpastian global saat ini melanda semua negara. Namun menurut saya kalau masih di angka Rp 16.200-16.300, kita masih dalam posisi yang baik,” kata Jokowi usai menghadiri HUT Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke-52. . Di Jakarta, Senin (10/6/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel