Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa bank digital seperti PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dan PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) mulai membalikkan keadaan, mengubah kerugian menjadi keuntungan bersih. Namun harga saham bank digital nampaknya masih turun.
Berdasarkan data perdagangan RTI, harga saham BBYB turun 45,87% year to date (YTD/ytd) dan ditutup pada Rp 236 per saham pada hari ini, Selasa (11/06/2024). Harga saham AMAR pun turun 23,13% YoY menjadi Rp 246 per saham pada perdagangan hari ini.
Pengembang bank digital besutan konglomerat Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) juga mencatatkan penurunan harga sebesar 36,43% YoY ke Rp 820. Anda bisa melihat kalender PT Bank Jago Tbk. (ARTO) turun 26,21% ytd menjadi Rp 2.140.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki bank digital. (BBRI), yaitu PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) mencatatkan penurunan 25,81% YoY ke Rp 230 per saham. Sementara harga saham PT Bank Aladin Syariah (BANK) turun 25% YoY ke Rp 930.
Bahkan, beberapa bank digital sudah mulai bertransformasi dan meraup laba bersih pada kuartal I 2024. Misalnya saja Neo Commercial Bank yang membukukan laba bersih Rp 14,23 miliar dibandingkan rugi Rp 68,40 miliar pada periode yang sama. periode tahun lalu.
Bank Amar membukukan laba bersih Rp 48,86 miliar pada Q1 2024, meningkat 41,91% YoY (YoY). Bank Jago kemudian membukukan laba bersih Rp 21,71 miliar pada kuartal I 2024, naik 24,01% year-on-year. Allo Bank juga membukukan laba bersih sebesar Rp 111,48 miliar pada kuartal I 2024, naik 23,19% year-on-year.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi mengatakan bank digital seperti BBYB memang sedang mengalami masa produktivitas yang signifikan.
Pada Rabu (1/5/2022), para karyawan bekerja di salah satu cabang bisnis Bank Neo di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pasalnya, perbankan digital masih menjadi yang terdepan dalam era aplikasi dan perkembangan bisnis. Bank masih harus mengeluarkan banyak biaya komisi yang membuat bank merugi.
Namun BBYB mulai mencatatkan keuntungan pada kuartal I tahun 2024, dimana efisiensi pencadangan dan pengurangan yang dilakukan BBYB mulai mendatangkan keuntungan, ujarnya dalam penelitian, Selasa (11/06/2024).
Di sisi lain, harga saham BBYB mengalami penurunan sehingga menghasilkan valuasi yang menarik dan nilai tambah yang wajar. Pada saat yang sama, bank digital juga menghadapi beberapa tantangan, seperti persaingan yang ketat dan situasi keuangan yang tidak stabil.
Sebelumnya, Chief Investment Officer Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan meski kinerja ekonomi sangat baik, harga saham bank digital akan sulit bertahan hingga tahun 2024. Pasalnya, harga saham bank digital akan mengalami banyak perubahan.
“Kita harus menunggu sentimen positif dari aktivitas perusahaan produsen, misalnya untuk meningkatkan arus dan hasil keuangan,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Alur atau alur perbankan digital juga semakin tidak efisien dibandingkan bank lain.
Arjun Ajwani, analis riset Capital Advisors Infovesta, juga mengatakan valuasi saham perbankan digital menarik bagi investor.
Bank digital juga kalah bersaing dengan bank tradisional, terutama perusahaan besar dengan fondasi dan harga yang lebih menarik. “Investor lebih memilih berinvestasi pada saham bank-bank besar dibandingkan bank digital,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA