Bisnis.com, Jakarta – Literasi dan inklusi keuangan menjadi faktor kunci dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan melek finansial. Memperbaiki kedua aspek ini mempunyai banyak manfaat penting tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan.

Literasi keuangan, kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang dalam mengelola keuangan, merupakan landasan penting bagi masyarakat modern. Di sisi lain, inklusi keuangan berfokus pada penyediaan akses penggunaan produk dan layanan keuangan pada lembaga keuangan formal sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Manfaat peningkatan literasi keuangan sangatlah besar. Orang dengan literasi keuangan yang baik membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas, mulai dari pengelolaan anggaran rumah tangga hingga perencanaan pensiun. Mereka dapat menghindari jebakan utang dengan lebih baik, memahami risiko investasi, dan meningkatkan potensi pendapatan mereka. Selain itu, literasi keuangan yang lebih baik membantu mengurangi tekanan keuangan dan meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Sementara itu, inklusi keuangan yang lebih luas membuka peluang peningkatan kualitas hidup masyarakat. Akses terhadap layanan perbankan yang layak memungkinkan masyarakat untuk menabung dengan aman, memperoleh pinjaman untuk modal usaha, dan melindungi asetnya melalui asuransi. Bagi kelompok sosial yang tidak termasuk dalam sistem keuangan formal, peningkatan inklusi keuangan merupakan peluang untuk keluar dari perangkap kemiskinan dan mencapai kemandirian finansial.

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 65,43% dan indeks inklusi keuangan mencapai 75,02%. Dibandingkan dengan indeks literasi keuangan pada tahun 2022, indeks literasi keuangan telah mencapai 49,68% dengan peningkatan sebesar 15,75 poin. 

Meski kesenjangan antara literasi dan partisipasi sangat sempit, upaya peningkatan indeks literasi keuangan tidak boleh berhenti. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan literasi keuangan, Bisnis Indonesia akan menjadi tuan rumah Festival Literasi Keuangan 2024 di Universitas Bengaluru pada Jumat (27/9). Hasan Fauzi, Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK akan turut serta sebagai keynote speaker dalam acara tersebut.

Ketua Sekretariat Pokja BASTI Hodiando, Dosen Program Studi Manajemen Universitas Bangulu Feri Tema Atamaja dan General Manager Benua Bisnis Indonesia Henry D. Pembicara lain yang hadir antara lain Krispiakto Kahyo Adi, VP CSR BCA pembawa acara Azworo.

Peningkatan literasi dan inklusi keuangan berperan penting dalam mendukung agenda digitalisasi perekonomian nasional. Dengan pemahaman keuangan yang lebih baik, masyarakat dapat lebih memanfaatkan inovasi berbagai produk keuangan digital. Tidak hanya mendorong efisiensi transaksi keuangan, namun juga membuka peluang pengembangan produk keuangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel