Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) akan melakukan penawaran umum perdana (IPO). Adaro Andalan Indonesia memiliki rekor produksi jutaan ton batubara melalui banyak perusahaannya.
Dalam visinya, Adaro Andalan Indonesia menjelaskan memproduksi batubara melalui anak perusahaan seperti PT Adaro Indonesia, PT Mustika Indah Permai, dan Balangan Coal.
Terkait tambang Adaro Indonesia (AI), AADI menjelaskan AI sudah mulai berproduksi komersial sejak Oktober 1992. Total cadangan AI mencapai 642 juta ton, dan sumber daya mencapai 3,39 miliar ton hingga akhir Juni 2024.
Hingga 30 Juni 2024, produksi batu bara AI mencapai 25,69 juta ton, naik 3% dari 24,98 juta ton pada periode yang sama tahun 2023. Laba usaha AI mencapai US$ 2,14 miliar per 30 Juni 2024 dan akan mencapai US$ 4,92 miliar. miliar sepanjang tahun 2023.
Saat ini Balangan Coal (BC) memproduksi batubara sebanyak 4,45 juta ton per 30 Juni 2024. BC memiliki total cadangan 123 juta ton, dan sumber daya sebesar 344 juta ton pada akhir Juni 2024.
Pendapatan operasional AADI dari BC sebesar US$250,7 juta per Juni 2024, dan US$528,4 juta pada akhir Desember 2023.
Terkait tambang Mustika Indah Permai (MIP), tercatat AADI mengakuisisinya pada 2011 dengan kepemilikan 75%. MIP mulai beroperasi komersial pada tahun 2019 dan memiliki cadangan sebesar 152 juta ton dan aset sebesar 361 juta ton pada akhir Juni 2024.
Hingga 30 Juni 2024, MIP memproduksi 2,61 juta ton batu bara dengan pendapatan operasional sebesar US$159,48 juta. Saat ini, hingga tahun 2023, MIP akan memproduksi 4,15 juta ton batubara, dan pendapatan operasional akan mencapai $251,4 juta.
Di sisi lain, AADI memiliki tambang batu bara seperti Pari Coal dan Ratah Coal yang sedang dalam tahap pengembangan grup perusahaannya.
Pari Coal saat ini sedang dalam tahap manufaktur, tahap penelitian engineering dan persiapan awal pembangunan jalan transportasi dan dermaga pemuatan batubara di Sungai Mahakam. Pari Coal memiliki total 183 juta ton hingga akhir September 2022 dan cadangan sebesar 24 juta ton hingga akhir November 2022.
Saat ini Ratah Coal sedang dalam tahap eksplorasi dengan luas 36.490 hektare.
AADI juga menjelaskan pelanggan utama perseroan adalah para pelaku industri pembangkit listrik dan industri lainnya, termasuk besi tua dan semen, yang tersebar di 14 negara.
Ke-14 negara tersebut adalah Indonesia, China, Malaysia, India, Korea Selatan, Filipina, Hong Kong, Jepang, Taiwan, Thailand, Bangladesh, Vietnam, Singapura, dan Selandia Baru.
________
Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembacanya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel