Bisnis.com, Jakarta – McKinsey & Company mengungkapkan akan ada dua tren besar di sektor teknologi pada tahun 2024, yaitu Generative Artificial Intelligence (General-AI) dan Elektrifikasi dan Energi Terbarukan (Renewable).
Berdasarkan laporan Technology Trend Outlook 2024 dari McKinsey Digital, terungkap bahwa kecerdasan buatan secara umum akan melonjak hampir 700% dalam penelusuran Google pada tahun 2022-2023.
Faktanya, selama tahun 2023 dan 2024, ukuran permintaan yang dapat diproses menggunakan Large Language Model (LLM) akan melonjak dari 100,000 menjadi dua juta token.
Mitra senior McKinsey Digital dan pemimpin global Kate Samaje mengatakan laporan terbaru McKinsey mencakup 15 tren teknologi yang dipandang sebagai tren berkelanjutan.
“Ada dua yang menonjol. AI dan elektrifikasi juga. Elektrifikasi dan energi terbarukan, sejumlah tren seputarnya. Jadi mereka berdua tumbuh dewasa, kata Kate dalam wawancara eksklusif dengan Business Indonesia, dikutip Senin (8/5/2024).
Laporan tersebut menyatakan bahwa kesadaran para pemimpin terhadap inovasi gen AI telah meningkatkan minat, investasi, dan inovasi terhadap teknologi AI dan tren lainnya.
Selain itu, elektrifikasi dan energi terbarukan terus menarik minat yang tinggi. Hal ini tercermin dalam berita dan penelusuran web. Tren elektrifikasi dan energi terbarukan di tengah ketegangan geopolitik dan krisis energi didorong oleh pertumbuhan kapasitas energi terbarukan global serta meningkatnya kebutuhan keamanan energi.
Di tengah tren kecerdasan buatan dan elektrifikasi yang diperkirakan akan menonjol tahun ini, McKinsey melihat adanya penurunan investasi karena banyak investasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Meski demikian, Cate mengungkapkan investasi di sektor energi terbarukan dan elektrifikasi tidak melambat.
Sementara itu, McKinsey & Company mengatakan Indonesia telah melihat adanya pergeseran tren dari yang awalnya sangat bergantung pada bahan bakar fosil kini menggunakan energi terbarukan.
Khun T Tan, Managing Partner McKinsey & Company Indonesia, mengatakan program startup energi terbarukan yang digagas pemerintah Indonesia sudah mulai marak, salah satunya melalui insentif kendaraan listrik.
“Itu semua butuh waktu, tapi menurut saya Indonesia benar-benar berada di jalur transisi dan mungkin lebih cepat dari yang kita kira,” kata Khun T.
Seiring dengan adopsi teknologi lainnya, menurut Khun T, Indonesia juga telah mengadopsi A.I.
Khoon T mengatakan adopsi teknologi, termasuk kecerdasan buatan, akan membuka tingkat produktivitas, namun elemen lain seperti proses, teknologi, dan data masih perlu diperhatikan.
“Saya pikir jika kita melakukan hal yang benar dalam bisnis ini dalam 5-10 tahun ke depan, kita mungkin akan tumbuh lebih cepat,” katanya.
Sependapat, mitra McKinsey & Company Singapura, Vivek Lath, mengatakan telah terjadi peningkatan elektrifikasi yang signifikan dalam tiga tahun terakhir, terutama pada kendaraan, kendaraan listrik roda dua, roda empat listrik, dan kendaraan berat.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel