Bisnis.com, JAKARTA – PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) mendukung saham-saham keuangan, komunikasi, dan kebutuhan pokok konsumen di tengah periode suku bunga rendah. 

Samuel Kesuma, Chief Investment Officer MAMI Capital, meyakini dimulainya siklus penurunan suku bunga dapat menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk berinvestasi di ekuitas. Secara historis, pasar saham Indonesia cenderung berkinerja positif selama periode penurunan suku bunga.

“Dari sisi valuasi, pasar saham kita terlihat menarik dengan rata-rata 13,7 kali lipat [price earnings] PE IHSG sebesar 15 kali pada akhir September. “Kesepakatan ini menjadi entry point yang menarik bagi investor,” ujarnya, Selasa (10/8/2024). 

Hal ini menunjukkan minat investor asing terhadap pasar Indonesia meningkat signifikan sepanjang tahun 2023 dan 2024, meski pasar saham dalam negeri mengalami eksodus investor asing pada akhir bulan lalu. 

Namun investor diminta mewaspadai perubahan jangka pendek di masa depan karena berbagai alasan. Misalnya pemilu di Amerika Serikat (AS), ketegangan geopolitik, risiko moderasi perekonomian dalam negeri, dan arah kebijakan pemerintahan baru. 

Dalam situasi tersebut, Samuel memilih sektor-sektor yang melihat peluang jangka menengah dan panjang agar tidak mempengaruhi strategi jangka pendek. 

Salah satu sektor dana pilihan MAMI adalah keuangan. Menurut Samuel, perbankan emiten memperkirakan pertumbuhan laba yang baik pada tahun depan seiring dengan tren penurunan suku bunga dan membaiknya likuiditas. 

“Tekanan jual jangka pendek dari investor asing memberikan peluang tabungan bagi investor jangka panjang,” kata Samuel. 

Bidang lainnya adalah bidang komunikasi. Menurut dia, keputusan beberapa operator menaikkan harga paket data telah mengurangi kekhawatiran meningkatnya persaingan di sektor telekomunikasi dalam negeri. Pemulihan daya beli juga akan menopang kinerja pendapatan emiten tahun depan. 

Sektor terakhir adalah barang konsumsi. Samuel memperkirakan valuasi konsumen emiten secara umum berada pada level menarik dibandingkan keuangan emiten, dan daya beli konsumen diperkirakan terus membaik pada tahun depan.

 

———————————–

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA