Bisnis.com, JAKARTA – Luhut Binsar Pandjaitan kembali mendapat kepercayaan besar dalam menjalankan tugasnya di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran.

Pasca berakhirnya rezim Jokowi-Ma’ruf Amin, Presiden saat ini Prabowo Subianto menunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional.

Mantan Menteri Koordinator dan Kemaritiman Menko Marinves yang dilantik di Istana Kerajaan, Jakarta, Senin (21 Oktober 2024), dilantik kabinet Prabowo berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 1039/P Tahun 2024. Ketua Dewan Ekonomi Nasional.

Berdasarkan Keppres Nomor 144 Tahun 1999, Luhut mempunyai berbagai kewenangan mengenai keuangan dan fasilitas lainnya sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Misi Dewan Ekonomi Nasional yang dipimpin oleh Presiden Luhut adalah memberikan nasihat kepada Presiden di bidang perekonomian untuk mendorong penanganan krisis dan kebangkitan perekonomian nasional serta menjamin kesiapan dalam mengelola situasi perekonomian. Dinamika globalisasi.

Selain itu, ia juga akan bertugas mempelajari permasalahan perekonomian untuk memberikan masukan kepada Presiden dalam merumuskan saran atau usulan untuk tindak lanjut kebijakan lebih lanjut.

Luhut juga akan menyampaikan kepada Presiden dalam menyikapi permasalahan perekonomian yang timbul di masyarakat dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidang perekonomian Presiden yang berkaitan dengan fungsi Dewan Perekonomian Nasional.

Lembaga tersebut dihidupkan kembali setelah dibubarkan pada tahun 2000 oleh Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 122 Tahun 2000. Profil dan kinerja Luhut

Luhut Pandjaitan lahir pada tanggal 28 September 1947 di Simagala, Toba Samosir, Sumatera Utara. Dia adalah anak tertua dari lima bersaudara.

Ayahnya Bonar Pandjaitan adalah seorang veteran militer yang merupakan sopir bus AKAP dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Beralih ke dunia pendidikan, Luhut menimba ilmu SMA di SMA Penabur Bandung lalu melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) dan kemudian Sekolah Staf Komando dan Staf Angkatan Darat (SESKOAD) di Bandung.

Luhut lulus dari Akademi Militer Nasional sebagai lulusan terbaik pada tahun 1970 dan menerima Penghargaan Adhi Makayasa. Perjalanannya menuju dunia pendidikan tidak berhenti sampai di situ. Luhut juga menempuh pendidikan di National Defense University, Fort McNair, AS, dan memperoleh gelar Master di bidang Administrasi Publik dari George Washington University, Washington, D.C., AS pada tahun 1991.

Terakhir, beliau juga menempuh pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia pada tahun 1996. Luhut juga diketahui mengawali karirnya pada tahun 1981 dengan menjadi pendiri dan komandan pertama Densus 81 Anti Teror Kopassus yang kemudian menjadi Operasi Kopassus pada tahun 1989. Asisten (Asops).

Perjalanan karirnya terus berlanjut dan pada tahun 1995 Luhut menjadi Komandan KOREM 081/Dirotsaha Jaya, Madiun, kemudian menjadi Komandan Pusat Senjata Infanteri Pussenif TNI-AD dan Komandan Pendidikan dan Pelatihan Kodiklat TNI Angkatan Darat. 1999.

Pada tahun 1999, suami Devi Simatupang juga menikah dengan B.J. Di bawah bimbingan Presiden, beliau menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura selama satu tahun. Habibi.

Apalagi di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Luhut sempat diusir dari Singapura sebelum masa jabatannya berakhir. Gus Dur mengangkatnya sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia untuk periode singkat (2000-2001).

Pada 31 Desember 2014, Luhut diangkat menjadi Kepala Staf Presiden pertama Indonesia oleh Presiden Joko Widodo. Pada 12 Agustus 2015, Luhut menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sebelum dipindahkan lagi menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada 27 Juli 2016 hingga Oktober 2024.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.