Bisnis.com, JAKARTA – Pada awal perdagangan Senin pekan ini (30 September 2024), rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS. 

Pada Jumat (27/27/2024), rupee menguat 40 poin atau 0,26% menjadi Rp 15.125 per dolar AS. Indeks dolar AS pun menguat 0,17% menjadi 100,73. 

Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi. Misalnya saja yen Jepang dan won Korea masing-masing menguat 1,06% dan 0,11%. Yuan Tiongkok, rupee India, dan baht Thailand masing-masing melemah 0,02%, 0,06%, dan 0,10% terhadap dolar AS. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah diperkirakan berfluktuasi pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/9/2024). Namun rupee bisa menguat di kisaran Rp 15.030 hingga Rp 15.140 per dolar AS.

Menurut Ibrahim, salah satu sentimen penggerak dolar adalah ekspektasi The Fed akan terus memangkas suku bunga di FOMC pada November mendatang. 

Berdasarkan FedWatch CME Group, https://www.bisnis.com/topic/44485/the-fed akan memangkas setidaknya 25 basis poin menjadi 51,3% pada pertemuan Fed 6-7 November Pasar menunggu kemungkinan tersebut. . 

Dalam perkembangan lain, bank sentral Tiongkok memangkas suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan. Stimulus tersebut ditujukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga target sekitar 5% pada tahun ini. 

Dari dalam negeri, pasar merespons positif laporan Kementerian Keuangan mengenai posisi utang pemerintah hingga Agustus 2024 yang mencapai Rp 8.461,93 triliun. Jumlah tersebut turun sebesar Rp 40,76 triliun dibandingkan Rp 8.502,69 triliun. 

Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tetap di angka 38,68% sebelum Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurunkannya menjadi 38,49% karena pengurangan utang, kata Ibrahim. 

Hingga akhir Agustus 2024, jumlah utang mencapai 38,49 persen PDB dan sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara masih dalam batas aman yakni 60 persen PDB. 

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA