Bisnis.com, JAKARTA – Apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan kembali menguat pada hari ini, Kamis (1/8/2024).
Chief Revenue Officer Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupee akan berfluktuasi. Namun pergerakannya diperkirakan akan bangkit kembali.
“[Rupiah] ditutup menguat antara Rp16.210 hingga Rp16.280 terhadap dolar AS,” ujarnya.
Ibrahim menjelaskan, bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. Namun, setelah beberapa pembacaan inflasi yang lemah dan komentar hawkish dari pejabat Fed, mereka akan mengamati tanda-tanda kemungkinan penurunan suku bunga.
“Konsensus umum secara umum mendukung penurunan sebesar 25 basis poin pada bulan September,” kata Ibrahim dalam survei harian, Rabu (31/7/2024).
Ketegangan meningkat di Timur Tengah menyusul laporan bahwa pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah terbunuh di Iran, kata kelompok militan Palestina Hamas dan media pemerintah Iran pada Rabu.
Hal ini terjadi sehari setelah pemerintah Israel mengatakan serangan udara di Beirut telah menewaskan seorang komandan senior Hizbullah sebagai pembalasan atas serangan roket lintas batas terhadap Israel pada hari Selasa.
Di Asia, data PMI menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi selama tiga bulan pada bulan Juli, sementara pertumbuhan non-manufaktur melambat. Data tersebut muncul setelah pertemuan Politbiro Tiongkok menunjukkan pemerintah menjanjikan langkah-langkah stimulus lebih banyak, terutama untuk meningkatkan sentimen konsumen.
Dari dalam negeri, lembaga pemeringkat S&P kembali mempertahankan peringkat kredit atau credit rating Indonesia di BBB, satu tingkat di atas investment grade dengan prospek stabil, per 30 Juli 2024.
S&P meyakini prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat dengan stabilitas eksternal yang didukung oleh kerangka kebijakan moneter dan fiskal yang sehat serta menahan beban utang pemerintah.
S&P memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sekitar 5,0% dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh permintaan domestik yang terus kuat, serta peningkatan belanja pemerintah dan investasi swasta.
Selain itu, inovasi strategi kebijakan moneter berorientasi pasar dengan menggunakan instrumen berbasis pasar dinilai dapat meningkatkan fleksibilitas kebijakan moneter. Di sektor keuangan, S&P meyakini pemerintah Indonesia menargetkan defisit fiskal di bawah 3 persen produk domestik bruto (PDB).
Pada Rabu (31/7/2024), rupiah menguat hingga US$16.260 terhadap dolar AS. Pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September mendatang.
Rupee mengakhiri sesi dengan naik 40 poin, atau 0,25 persen, terhadap dolar AS, menurut data Bloomberg. Sedangkan indeks dolar AS melemah 0,29% menjadi 104,027.
Beberapa mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS. Jika Jepang menguat 1,52%, dolar Singapura dan Hong Kong masing-masing menguat 0,19% dan 0,01%, won Korea menguat 0,70% dan peso Filipina menguat 0,46%.
Kemudian yuan Tiongkok menguat 0,20%, ringgit Malaysia 0,46%, dan baht Thailand 0,66%. Sedangkan mata uang yang melemah hanya Rupee India sebesar 0,01%.
Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA