Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupee terhadap Amerika Serikat sejalan dengan rencana Kementerian Keuangan China yang akan memberikan paket stimulus fiskal pada pekan ini.

Pada perdagangan Kamis (10/10), rupee melemah 0,31% ke Rp15.677,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, AS juga demikian Indeks dolar menguat 0,02% menjadi 102,94.

Valdi Kurniawan, Kepala Riset Fintraco Securitas, memperkirakan rupee masih sulit bergerak di bawah Rp 15.500 per dolar AS.

Menurut dia, sentimen tersebut berasal dari fokus pasar terhadap kebijakan moneter China. Kementerian Keuangan China dikabarkan tengah menyiapkan paket stimulus fiskal yang diperkirakan mencapai 1-2 triliun yuan pada pekan ini.

Selain itu, risiko volatilitas harga komoditas energi masih besar. Eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah akan ditentukan oleh hasil pertemuan pemerintah Israel dengan AS.

Meningkatnya inflasi akan mempengaruhi harga komoditas energi, khususnya minyak. Situasi ini tidak menguntungkan bagi bank sentral yang memperkirakan tren penurunan inflasi akan terus berlanjut.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang Rupee diperkirakan berfluktuasi namun berpotensi ditutup pada kisaran Rp15.640 – Rp15.730 per dolar AS.

Ada beberapa sentimen yang mempengaruhi volatilitas rupee. Dari luar negeri, AS yang perkasa adalah jawabannya. Data ketenagakerjaan memimpin AS. dolar menguat. Selain itu, hal ini akan menyebabkan pasar mengabaikan beban penurunan suku bunga yang diharapkan.

Meski begitu, terdapat peluang sebesar 85% penurunan suku bunga acuan ke level 25 basis poin yang dihitung berdasarkan CME FedWatch. Setelah itu, kemungkinan besar The Fed tidak akan membiarkan suku bunganya tidak berubah. 

KITA

Investor fokus pada Tiongkok setelah hari yang bergejolak di pasar Tiongkok dan Hong Kong. Pemerintah Tiongkok tetap optimis dalam mencapai target pertumbuhan setahun penuh, namun menahan diri untuk tidak menerapkan langkah-langkah fiskal yang kuat.

Dari dalam negeri, terdapat sentimen terkait hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) September 2024 yang menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian masih terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2024 yang berada pada level optimis yakni 123,5.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel