Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Menteri Keuangan dan tiga Wakil Menteri Keuangan di Kabinet Merah Putih. Berikut profil lengkap APBN dan pengawal perekonomiannya.

Pada Senin (21/10/2024), Prabowo resmi melantik 54 menteri dan pejabat setingkat menteri (pimpinan lembaga/lembaga) periode 2024 hingga 2029 di Kabinet Merah Putih. Upacara pelantikan menteri dan pejabat setingkat menteri digelar di Istana Kepresidenan Jakarta.

“Apakah kamu siap untuk mengambil sumpah sesuai agamamu?” Prabowo meminta menteri dan pejabat yang setara dengan menteri.

“Kebanggaan”. kata mereka

Para menteri dan pejabat kementerian kemudian bersumpah setia pada UUD 1945 dan melaksanakan seluruh peraturan perundang-undangan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan rakyat dan negara. Mereka juga bersumpah akan menjunjung tinggi etika jabatan dalam menjalankan tugasnya.

Mereka pun berjanji akan bekerja semaksimal mungkin dengan penuh rasa tanggung jawab.

Di jajaran pembantu Prabowo-Gibran terdapat wajah-wajah lama yang pernah menduduki kursi pemerintahan. Dalam catatan Bisnis, ada sekitar 22 nama yang sebelumnya menjabat menteri dan wakil menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo kini kembali terpilih menjadi Kabinet Putih dan Merah Prabowo-Gibran.

Salah satunya adalah Bendahara Negara, Menteri Keuangan Shri Muljani Indravati. Ia yang memimpin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang pemerintahan Jokowi, kembali bertugas mengawasi keuangan negara di era Prabowo.

Sri Mulyani akan didampingi tiga Wakil Menteri Keuangan (wamenkeu) yakni Suahasil Nazara yang mendampinginya sejak 2019, lalu Thomas Giwandono – keponakan Prabowo – yang menjabat sejak Juli 2024, dan Angito Abimanju yang sebelumnya menduduki posisi puncak. mengenakan biaya posisi peringkat. Pejabat Kementerian Keuangan. Berikut Profil Sri Mulani, Suahasil Nazar, Thomas Givandono dan Angito Abimanju: Sri Mulani

Sri Muljani Indravati lahir di Lampung pada 26 Agustus 1962. Sebelumnya menjabat Menteri Keuangan pada Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2016.

Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2005 hingga 2010. Selain sebagai Menteri Keuangan, Sri Muljani juga pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappena (2004-2005). dan aktor utama pemerintahan ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2009).

Bahkan ia pernah berkarir di Bank Dunia atau World Bank pada tahun 2010 hingga 2016. Tak tanggung-tanggung, posisinya saat itu adalah Direktur Jenderal Bank Dunia.

Sri Muljani sendiri memperoleh gelar BA bidang Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986) dan melanjutkan studi di University of Illinois di Urbana-Champaign, AS.

Pada tahun 1990 ia memperoleh gelar master di bidang ekonomi politik. Dia kemudian mendapatkan gelar Ph.D. di bidang ekonomi pada tahun 1992.

Sebelum bergabung dengan pemerintahan, Sri Muljani adalah seorang spesialis penelitian di bidang keuangan publik, kebijakan fiskal, dan ekonomi tenaga kerja. Sejak Juni 1998 menjabat sebagai Kepala Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).

Sejak tahun 2002, Pak. Muljani terpilih sebagai Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) yang mewakili 12 negara di Asia Tenggara (Southeast Asian Group/SEA). Swahasil Nazara

Suahasil lahir pada tanggal 23 November 1970. Suahasil lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 1994, kemudian mendapat gelar Master of Science (MSc.) dari Cornell University, Amerika Serikat pada tahun 1997.

Selain itu, pada tahun 2003 ia mendapat gelar Doctor of Philosophy (PhD) dari University of Illinois di Urbana-Champaign, AS.

Suahasil Nazara menjabat sebagai guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) sejak tahun 1999, dan pada tahun 2009 memperoleh gelar guru besar di bidang ilmu ekonomi.

Di FEB-UI, Suahasil pernah menjadi ketua program studi pascasarjana Ilmu Ekonomi (2004-2005), ketua Lembaga Kependudukan (2005-2008) dan ketua Departemen Ilmu Ekonomi (2009-2013).

Beliau pernah menjadi anggota Kelompok Bantuan Desentralisasi Fiskal Menteri Keuangan (2009-2011). Suahasil juga aktif di Ikatan Ilmuwan Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai pengurus dan menjabat sebagai wakil ketua Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada tahun 2009 hingga 2015.

Jabatan lain yang pernah dijabat adalah Koordinator Kelompok Kerja Kebijakan (2010-2015) Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia, serta sebagai anggota Dewan Komite Ekonomi Nasional (KEN) tahun 2013-2014.

Sejak 6 Februari 2015, Suahasil menjabat sebagai Pj Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan pada 31 Oktober 2016 diangkat oleh Menteri Keuangan sebagai pejabat terakhir Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Tomás Givandono

Thomas sebelumnya merupakan anggota Pokja Sinkronisasi Ekonomi dan Keuangan Prabowo-Gibran dan merupakan keponakan Prabowo.

Mengutip situs resmi Partai Gerindra, Thomas atau kerap disapa Tommy, lahir di Jakarta pada 7 Mei 1972, putra pertama dari pasangan Soedradjad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati.

Ayahnya adalah mantan Gubernur Prabowo Subianto (BI) di bawah Presiden Indonesia Soeharto, yang saat ini mengajar di Nanyang Technological University di Singapura.

Sedangkan ibunya Bianti merupakan kakak perempuan pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Thomas juga merupakan pendiri bank BNI 46 R.M. Cicit dari Margono Djojohadikusumo.

Tommy merupakan lulusan Haverford College di Pennsylvania, AS, dengan mengambil jurusan sejarah.

Beliau kemudian memperoleh gelar master dalam bidang hubungan internasional dan ekonomi internasional dari Johns Hopkins University School of Advanced International Studies di Washington, AS.

Tommy memulai karirnya sebagai jurnalis di majalah Tempo pada tahun 1993 dan Indonesia Business Weekly pada tahun 1994.

Selain itu, Tommy juga bekerja sebagai analis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong.

Pada tahun 2006, ia membantu pamannya Hashim di Arsari Group dan menjabat Wakil Managing Director Arsari Group, sebuah perusahaan agribisnis.

Di kancah politik, selain keikutsertaan di Partai Gerindra, Tommy juga pernah menjadi calon legislatif di Provinsi Kalimantan Barat. Angito Abimanyu

Angito merupakan lulusan UGM dengan gelar Sarjana Ekonomi dan Studi Pembangunan (1985). Ia menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sejak masa Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono atau antara tahun 2003 hingga 2010.

Sedangkan pada tahun 1999 hingga 2003, beliau menjabat sebagai tenaga ahli di Menteri Keuangan.

Angito melanjutkan pendidikannya pada tahun 1989 dan pada tahun 1993, Angito mendapatkan gelar Master of Science dan Doctor of Philosophy dari University of Pennsylvania, Philadelphia, USA.

Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 19 Februari 1963 ini juga menjabat Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (2012-2014).

Angito pun merambah ke ranah ekonom perbankan sebagai Chief Economist Bank BRI (2014-2017) dan merangkap menjadi Komisaris Bank BRI Syariah (2015-2017).

Sebelumnya bekerja di Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, dan bank syariah, Angito menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2017-2022.

Dua tahun lalu, tepatnya pada 2022, Angito mendaftar sebagai calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (FAA), namun gagal.

Beliau kemudian melanjutkan sebagai Guru Besar pada Jurusan Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2018 hingga sekarang) dan sebagai Ketua Jurusan Ekonomi dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM (2022 hingga sekarang). (Danny Saputra)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel