Bisnis.com, RIO DE JANEIRO — Usulan penerapan pajak minimum bagi masyarakat super kaya belum sepenuhnya diterima oleh negara-negara anggota G20. Penerapan pajak progresif ini akan diserahkan kepada kedaulatan masing-masing negara.
Menyusul deklarasi para pemimpin di hari pertama KTT Brasil atau KTT G20, G20 menyatakan akan menghormati kedaulatan fiskal masing-masing negara.
Forum tersebut hanya akan memastikan bahwa mereka akan terlibat dalam kerja sama untuk memastikan perpajakan yang efektif terhadap individu dengan kekayaan bersih sangat tinggi atau high net worth individual (HNWI).
“Dengan penuh rasa hormat terhadap kedaulatan fiskal, kami akan berupaya bekerja sama untuk memastikan perpajakan yang efektif atas kekayaan bersih yang sangat tinggi,” demikian pernyataan para pemimpin pada hari pertama KTT G20 di Brasil, yang dirilis pada Senin (18/11). . ). /2024).
Sekadar informasi, individu ultra kaya atau HNWI adalah individu yang memiliki aset likuid minimal USD 1 juta setelah memperhitungkan kewajibannya.
Kerja sama yang akan dilakukan dalam kerangka forum perpajakan HNWI meliputi pertukaran best practice, promosi perdebatan prinsip perpajakan, dan pengembangan mekanisme pemberantasan penghindaran pajak. Kolaborasi ini juga akan menangani praktik perpajakan yang berbahaya.
Selain itu, Forum G20 juga menyambut baik kemajuan solusi dua pilar di bawah Kerangka Inklusif (IF). Mereka juga menegaskan komitmennya terhadap deklarasi IF mulai Oktober 2021. tentang dua solusi utama mengatasi permasalahan perpajakan terkait digitalisasi perekonomian.
Forum ini juga mendukung deklarasi menteri tentang kerja sama perpajakan internasional. Deklarasi Perpajakan Progresif merupakan kunci untuk mengurangi kesenjangan dalam negeri, memperkuat keberlanjutan fiskal dan menjaga konsolidasi anggaran.
Berdasarkan laporan bisnis sebelumnya, G20 Brasil juga meluncurkan proposal untuk mengenakan pajak kepada para taipan super kaya di dunia.
Pemerintah Brazil memperkirakan bahwa mengenakan pajak pada orang kaya dapat menghasilkan dana hingga $250 miliar per tahun. Kajian perpajakan terhadap orang super kaya disiapkan oleh ekonom Perancis Gabriel Zucman.
Studi ini menyoroti pentingnya kerja sama internasional untuk menghindari penghindaran pajak, serta tantangan penerapan standar perpajakan internasional.
Studi tersebut memperkirakan bahwa mengenakan pajak kepada kelompok ultra-kaya minimal 2% dapat menghasilkan dana antara $200 miliar dan $250 miliar per tahun.
Selain itu, pajak terhadap orang kaya dapat berdampak pada sekitar 3.000 orang dengan aset lebih dari $1 miliar. Kekayaan berupa harta, perumahan/properti, saham dan kepemilikan perusahaan.
Dikatakan bahwa sekitar 3.000 orang “sangat kaya” tidak membayar setidaknya 2% dari pajak penghasilan mereka.
“Hanya orang-orang dengan kekayaan tinggi dan pajak rendah yang akan terkena dampaknya,” kata sebuah makalah penelitian yang dipresentasikan di forum G20.
Namun Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan usulan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan di antara negara-negara anggota. Pengumuman itu disampaikannya usai menghadiri pertemuan ketiga para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat (26/7/2024).
Dia mengatakan usulan Brazil dilatarbelakangi oleh pengenaan pajak yang sangat berat terhadap orang-orang super kaya, sehingga menyebabkan terkikisnya penerimaan dan kecemburuan sosial. Namun, tidak ada suara bulat di antara anggota G20.
“G20 belum menyepakati langkah-langkah terkait masalah ini,” ujarnya di akun Instagram @smindrawati.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel