Bisnis.com, Jakarta – Bank digital PT Bank Seabank Indonesia melaporkan laba tahunan sebesar Rp 291,53 miliar hingga September 2024.

Nilai laba meningkat 31,97% YoY (YoY/YoY) dibandingkan September 2023 mencapai Rp 220,90 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga bersih (NII) Seabank menurun dari Rp 4,44 triliun menjadi Rp 3,93 triliun atau minus 11,45% pada kuartal III 2024.

Namun bersama Shopee, bank digital ini berhasil meningkatkan pendapatan berbasis komisi dan pendapatan berbasis biaya (FBI) sebesar 47,45% year-on-year dari Rp 62,78 miliar menjadi Rp 92,56 miliar.

Selain itu, penurunan nilai aset keuangan mengalami penurunan dari Rp3,48 triliun pada September 2023 menjadi Rp2,74 triliun pada September 2024. Oleh karena itu, laba usaha pun meningkat 31,76% menjadi Rp353,51 miliar.

Dari titik tengah, Seabank mencatatkan pertumbuhan pinjaman sebesar 24,79% YOY menjadi senilai Rp19,73 triliun pada Q3/2024, dari Rp15,81 triliun pada Q3/2023. Total aset perseroan pun meningkat 6,89% year-on-year menjadi Rp32,93 triliun.

Presiden Seabank Sasmaya Tuhuleli mengatakan prinsip diskresi menjadi prioritas Seabank dalam menyalurkan pinjaman.

“Hal ini tercermin dari membaiknya rasio kredit bermasalah/NPL menjadi 1,6%,” ujarnya dalam siaran pers di kantor Seabank, Jakarta Selatan, dikutip Jumat (15/11/2024).

Sebelumnya, NPL netto Seabank per September 2023 sebesar 1,94%. NPL netto menurun dari 0,17% pada September 2033 menjadi 0,15% pada September 2024.

Terkait dengan ukuran kinerja lainnya, rasio profitabilitas menunjukkan peningkatan return on assets (ROA) meningkat dari 1,2% pada September 2023 menjadi 1,55% pada September 2024.

Pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga meningkat dari 5,62% menjadi 7,18% pada periode yang sama.

“Jumlah pengguna Seabank mencapai 15,5 juta nasabah pada Oktober 2024, lebih tinggi dibandingkan target 15 juta nasabah pada akhir tahun 2024,” tutup Sasmaya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel