Bisnis.com, Jakarta — Emiten komponen otomotif PT Dharma Polymetal TBK. Konglomerasi milik TP Rachmati (DRMA) ini membukukan kinerja negatif hingga kuartal III 2024. Keuntungan dan omzet perusahaan pun anjlok. 

Berdasarkan laporan keuangan sembilan bulan yang dirilis 25 Oktober 2024, DRMA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 412,07 miliar. Skor tersebut direvisi sebesar 20,66% dari posisi laba bersih kuartal III tahun sebelumnya. 

Revisi laba yang cukup masif ini dilakukan seiring dengan omzet perseroan yang menurun hingga kuartal III 2024. 

Penjualan DRMA hingga September 2024 sebesar Rp4,02 triliun turun 5,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp4,24 triliun. 

Departemen penjualan domestik perusahaan dirombak cukup besar. Penjualan dalam negeri kuartal III 2024 sebesar Rp4,01 triliun turun 5,44%. 

Sedangkan penjualan ekspor sebesar Rp8,44 miliar, meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp324,03 juta. 

Seiring menurunnya omzet, biaya produk perseroan juga turun 5,2 persen menjadi Rp3,29 triliun dari Rp3,47 triliun pada periode yang sama tahun 2023. 

Kendati demikian, laba kotor DRMA turun 5,3% menjadi Rp729,23 miliar pada enam bulan pertama tahun 2024 dibandingkan Rp770,77 miliar pada tahun sebelumnya. 

Sementara itu, saldo kas penutupan perseroan meningkat 22,59% menjadi Rp383,70 miliar per 30 September 2024, dari Rp312,98 miliar pada September 2023. 

Berdasarkan neraca, total aset DRMA meningkat menjadi Rp3,69 triliun pada September 2024, naik dari Rp3,38 triliun pada akhir Desember 2023. 

Liabilitas perseroan meningkat dari Rp1,35 triliun menjadi Rp1,41 triliun pada akhir tahun 2023. Sementara ekuitas meningkat menjadi Rp 2,27 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,03 triliun. 

Diberitakan sebelumnya, DRMA sedang membahas kemungkinan memasok komponen ke produsen mobil listrik China, BYD. 

BYD Indonesia dikabarkan telah memboyong beberapa mobil listrik ke pasar Indonesia, antara lain BYD Seal, BYD Atto 3, BYD Dolphin dan yang terbaru BYD M6. Selain itu, BYD sedang membangun pabrik di Subang, Jawa Barat. 

Yosaft Simanjuntak, Direktur Dharma Polymetal, mengatakan dalam memasok komponen otomotif, harus ada asumsi baik dari DRMA maupun Agen Pemegang Merek (APM).   

“Kalau visinya dua arah, mereka juga butuh komponen [APM], misalnya BYD. Dulu Hyundai juga mencari kita, tidak mungkin mereka mengerjakan semuanya dalam suku cadang kecil,” kata Yosaft. Pada Kamis (29/08/2024) Sikarong terlihat berada di pabrik DRMA.

FYI, selama ini DRMA telah memasok komponen otomotif ke beberapa pabrikan, misalnya kendaraan roda dua seperti Hyundai, Kia, Toyota dan juga PT Astra Honda Motor (AHM). 

Yosaphat pun mengaku memulai kontak dengan BYD. Namun, pihak perusahaan belum merilis informasi apapun mengenai hal ini.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel