Bisnis.com, JAKARTA – Sektor perbankan syariah Indonesia melaporkan peningkatan laba bersih tahunan sebesar 6,89% menjadi Rp 8,07 triliun pada Juli 2024. 

Berdasarkan statistik perbankan syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih gabungan bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) meningkat signifikan dibandingkan pembelian sebesar Rp7,55 triliun pada Juli 2023.

BUS masih mendominasi segmen laba bersih perbankan syariah dengan perolehan Rp 5,51 triliun hingga Juli tahun ini. Indikator ini meningkat dua digit (11,31%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan mencapai 4,95 triliun dollar AS.

Sebaliknya, UUS justru membukukan laba bersih sebesar Rp 2,55 triliun pada Juli 2024. Jumlah tersebut turun 1,92 persen dibandingkan Rp2,6 triliun pada Juli 2023.

Selanjutnya, gabungan pendapatan operasional setelah bagi hasil BUS dan UUS mencapai Rp 24,86 triliun pada periode yang sama, meningkat 2,81% dari Rp 24,18 triliun.

Sedangkan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp5,99 triliun pada Juli 2024, turun 5,67% dari Rp6,35 triliun pada Juli 2023. 

Sedangkan perbankan tradisional membukukan laba bersih sebesar Rp149,62 triliun pada Juli 2024, naik 6,03% dari sebelumnya Rp141,11 triliun. Pendapatan bunga bersih (NII) meningkat setidaknya 2,71% menjadi Rp 314,79 triliun pada Juli 2024. 

Sebelumnya, Kepala Riset LPPI Trioksa Siahaan memperkirakan profitabilitas perbankan pada semester II 2024 akan lebih rendah dibandingkan semester I 2024, terutama dari sisi suku bunga.

“Namun panas geopolitik global juga harus diwaspadai karena akan mendorong harga minyak dan inflasi yang pada akhirnya akan menaikkan suku bunga,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (24/09/2024).

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA