Bisnis.com, JAKARTA — Prudential Plc melaporkan penurunan pendapatan bisnis baru sebesar 1,4% pada kuartal I-2024, dengan pendapatan sebesar $1,47 miliar.

Menurut Bloomberg yang mengubah laporan harga saham perseroan, Kamis (29/8/2024), penurunan tersebut disebabkan oleh volatilitas penjualan di pasar utama seperti China dan Hong Kong. Fakta penurunan pendapatan tersebut sesuai dengan opsi evaluasi yang disiapkan perseroan.

Anil Wadhwani, CEO Prudential yang memimpin bisnis asuransi di Asia dan Afrika, disebut-sebut berupaya memperkuat posisi Prudential yang tertinggal dari kompetitor besarnya, AIA Group Ltd., dalam pertumbuhan bisnis baru.

Meski demikian, Prudential berharap nilai bisnis baru akan meningkat pada tahun ini, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Tahun lalu, Wadhwani meluncurkan rencana ambisius untuk menggandakan pendapatan perusahaan menjadi $5,4 miliar pada tahun 2027. Sasaran ini setara dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 20%.

“Kami melihat peningkatan momentum penjualan pada bulan Juni, yang berlanjut hingga paruh kedua tahun ini,” kata Prudential dalam sebuah pernyataan.

Bloomberg melaporkan kinerja kedua pemain asuransi tersebut diperkirakan akan menaikkan harga Prudential sebesar 20% pada tahun ini, sedangkan AIA turun 19% pada tahun 2024 (ytd). Penyebab menurunnya kinerja Prudential

Di Tiongkok, nilai bisnis baru Prudential turun sepertiga dibandingkan tahun lalu, dan penjualan turun 18%. Hal ini dipengaruhi oleh aturan baru yang mengatur biaya penyediaan bancassurance. Citic Prudential Life, anak perusahaan Prudential, telah mengalihkan fokusnya ke produk dan polis premium dengan suku bunga jangka panjang.

Selain itu, pemerintah Tiongkok juga telah memperkenalkan peraturan baru yang membatasi jaminan pengembalian investasi pada kebijakan konservatif. Kebijakan ini mengharuskan Prudential untuk melakukan penyesuaian harga produk. Pada kuartal kedua tahun lalu, Prudential bergerak cepat dengan mengubah harga produk dan bauran produknya dibandingkan mengubah kekuatan penetapan harga.

Di Hong Kong, penjualan Prudential turun 7%, sementara pendapatan bisnis baru turun 2,8% dibandingkan tahun lalu. Penurunan tersebut terjadi setelah lonjakan penjualan pada tahun lalu akibat dibukanya kembali perjalanan karantina gratis, seiring dengan peningkatan penjualan asuransi Tiongkok di wilayah tersebut.

Penurunan terbesar terjadi di Indonesia, dengan penjualan turun 29% dan pendapatan bisnis baru turun 23%. Penurunan ini mengindikasikan adanya penurunan bisnis, dan permasalahan jangka pendek pada bisnis Prudential di Indonesia.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Prudential mencatatkan peningkatan laba bersih yang disesuaikan sebesar 5,6% menjadi US$1,54 miliar, setelah menghilangkan dampak perubahan harga dan keseimbangan pasar. Perusahaan juga mengumumkan laba interim sebesar 6,84 sen AS, meningkat 9% dibandingkan tahun lalu.

Pada akhir Juni, Prudential mengatakan pihaknya berencana untuk membeli kembali saham senilai US$2 miliar pada pertengahan tahun 2026.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel