Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus berupaya menciptakan dampak positif melalui praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam seluruh aktivitas bisnis. Diketahui, aktivitas pada semester I-2024, untuk portofolio kredit pada sektor bisnis berkelanjutan sendiri telah mencapai Rp 793,6 triliun atau 65,2% dari total pembiayaan dan investasi obligasi korporasi yang dilakukan BRI.

Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto mengatakan, dalam menyalurkan kredit ini, perseroan terus memastikan seluruh investasi dan penyaluran kredit sesuai standar ESG. Hal tersebut disampaikan dalam Media Briefing Perkembangan BUMN Menuju Indonesia Emas bertajuk “Memaksimalkan Peran Perusahaan Jasa Bisnis di Era ESG” di Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (12/09/2024). Acara tersebut juga dipandu oleh Ekonom Ryan Kiryanto.

Dalam penyaluran kredit berkelanjutan, BRI tetap fokus pada Kredit KKUB (Unit Usaha Berkelanjutan) yang memiliki kredit pada bidang sosial hingga Rp699,8 triliun, disusul kredit KUBL (Unit Usaha Lingkungan Hidup) hingga Rp89,8 triliun. triliun. KUBL memiliki penyaluran kredit pada sektor pengelolaan sumber daya alam dan pemanfaatan lahan ramah lingkungan senilai RP 60,83 triliun, transportasi hijau RP 11,47 triliun, energi terbarukan RP 6,48 triliun, dan sektor lainnya KUBL RP 11 triliun.

“Sebagai lembaga keuangan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, BRI telah mengambil beberapa langkah strategis untuk memastikan seluruh portofolio investasi dan pinjaman yang ditawarkan memenuhi standar ESG, salah satunya adalah peluncuran Kredit untuk sektor hijau yang mengacu pada Lingkungan Hidup. Unit Usaha Ramah Lingkungan (KUBL),” ujarnya.

Acuan tersebut sejalan dengan POJK No.51 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Dunia Usaha, Penyedia Jasa, dan Lembaga Publik; POJK Nomor 60 Tahun 2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Surat Utang Ramah Lingkungan (Green Bond); dan POJK no. 18. Kemudian dalam pemberian pinjaman, BRI mengacu pada Pedoman Portofolio Pinjaman (LPG) yang menetapkan persyaratan kredit dengan menggunakan checklist terkait aspek ESG. Bagian ESG adalah salah satu aspek mengenal pelanggan Anda (KYC) yang mengonfirmasi apakah calon peminjam mempunyai masalah terkait lingkungan, sosial, hukum, atau yurisdiksi.

“BRI melakukan pendekatan komprehensif dalam menilai risiko-risiko LST, mulai dari mengidentifikasi sektor-sektor berisiko hingga menerapkan standar yang dikeluarkan regulator untuk meminimalkan potensi dampak negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan,” imbuhnya terhadap faktor-faktor ESG, termasuk bagian Pra-Penyaringan dan Peminjaman LPG.

Sementara itu, Ekonom Ryan Kiryanto juga mengapresiasi komitmen BRI dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG. Menurutnya, BRI telah berhasil memasukkan prinsip-prinsip ESG ke dalam operasionalnya secara nyata dan berdampak nyata.

“BRI adalah contoh yang sangat baik dari lembaga keuangan yang tidak hanya memenuhi standar ESG, namun juga menunjukkan komitmen yang konsisten dalam implementasinya,” kata Ryan, yang perusahaannya dengan nama sandi BBRI diakui sebagai kekuatan yang menginspirasi sektor perbankan lain untuk mengikuti langkah mereka. langkah kaki. BRI menjadi contoh industri perbankan di Indonesia dengan kinerja menggembirakan.

“BRI adalah contoh nyata bagaimana lembaga keuangan dapat berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif melalui praktik ESG yang baik,” tutup Ryan.

Dengan pengakuan dari berbagai pihak, BRI semakin memantapkan posisinya sebagai pemimpin dalam penerapan prinsip-prinsip ESG di sektor perbankan, menunjukkan bahwa keberhasilan dalam keberlanjutan bukan hanya sekedar tujuan, namun bagian dari strategi dan tindakan perusahaan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel