Bisnis.com, JAKARTA – Saham perusahaan konstruksi milik negara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) tiga hari berturut-turut, menjelang keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (GCB) tahun buku 2023.

Berdasarkan data RTI Business, saham WIKA melemah 0,74% menjadi Rp 134 per saham mulai pukul 15.35 WIB pada Rabu (15/5/2024). Penurunan ini terjadi selama tiga hari berturut-turut dan mengalami koreksi sebesar 34,29% sepanjang tahun.

Sekadar informasi, WIKA kembali melanjutkan perdagangan pada 30 April 2024 atau setelah disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Desember 2023. Pembukaan tersebut terjadi setelah perseroan melunasi utang sukuk senilai Rp190 pada 29 April 2024 telah lunas. ,34 miliar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan secara teknikal pergerakan saham WIKA masih sideways dalam jangka pendek.

“MACD mulai menyempit, namun masih di teritori negatif, dan Stochastic masih sideways dan oversold,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (5 Mei 2024).

MNC Sekuritas menetapkan rating beli spekulatif pada saham BUMN Karya dengan level support Rp 134 dan resistance Rp 145 per saham.

Di sisi lain, Toto Pranoto, Associate Director BUMN Research Group Management Institute, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI), menilai sektor infrastruktur memiliki prospek yang kurang baik pada tahun ini karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Selesai. Mengerjakan. Melakukan.

“Sektor infrastruktur masih terkendala. “Mereka harus segera menyelesaikan pekerjaan rumah besar yaitu restrukturisasi mendasar,” tutupnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Ia juga mengatakan, sektor BUMN Karya dan BUMN penghasil bahan baku mineral dan batu bara menjadi sektor pembobot indeks saham BUMN yang masih diutamakan.

Hari ini diumumkan bahwa WIKA akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di WIKA Tower, Jakarta Timur mulai pukul 14.00 WIB. Total ada empat agenda yang akan dibahas, salah satunya adalah perubahan susunan kepengurusan. Hasil Rapat Umum Tahunan baru akan diumumkan pada pukul 16.00 WIB.

WIKA terakhir kali melakukan reorganisasi kepengurusan pada tahun 2022. Saat itu, Kementerian BUMN melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menunjuk Hadjar Seti Adji sebagai Direktur Permodalan dan Pembangunan Manusia menggantikan Mursyid.

Sejak saat itu, kepengurusan WIKA tidak mengalami perubahan apa pun. Jabatan Presiden masih dijabat oleh Agung Budi Waskito yang diangkat pada Rapat Umum Tahun Buku 2019 pada 8 Juni 2020, setelah dua tahun menjabat Direktur Operasi I.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel