Bisnis.com, JAKARTA – Perubahan di Kementerian Komunikasi dan Digital (Comdigi) diperkirakan tidak akan berdampak negatif terhadap emiten telekomunikasi Tanah Air. 

Direktur PT Reliance Securitas Indonesia Tbk. Reza Priyambada mengatakan, pengalihan Kementerian Komunikasi dan Informatika ke Comdig dan perubahan nomenklatur tidak akan banyak berdampak pada operator telepon seluler.

Telkom tidak yakin struktur baru ini akan membatasi bisnis operator telekomunikasi seperti Indosat, XL Axiata, dan Smartfren. 

“Mudah-mudahan hal ini tidak membatasi usaha emiten-emiten tersebut,” kata Reza kepada Bisnis, Rabu (23/09/2024). 

Reza meyakini pergerakan harga saham sektor telekomunikasi akan berfluktuasi seiring pergantian pemerintahan meski pendapatannya meningkat, kecuali FREN yang membukukan kerugian pada sembilan bulan pertama tahun 2024. 

Sementara itu, di lini atas mayoritas mencatatkan kenaikan yang cukup baik. 

“Hal ini menunjukkan masih adanya ruang pertumbuhan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui produk-produk yang ditawarkan perusahaan telekomunikasi ini,” kata Reza. 

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (COMDIGI) melakukan perubahan struktur organisasi dengan menggabungkan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) dan Direktorat Jenderal Pos dan Informatika (PPI) menjadi departemen utama. agen. Infrastruktur digital. 

Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 2024 tentang Kementerian Komunikasi dan Digital yang ditandatangani Presiden Prabowo pada 5 November 2024 memuat perubahan struktur organisasi.

Menurut PP, pihaknya membagi departemen utama permohonan informasi (aptika) menjadi tiga departemen. Yang pertama adalah Direktorat Jenderal Teknologi Digital Pemerintahan. Yang kedua adalah Direktorat Jenderal Ekosistem Digital dan yang ketiga adalah Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital.

Selain pemekaran, COMDIGI juga menggabungkan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) dan Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) yang nantinya menjadi Jenderal Infrastruktur Digital. 

Reza pun mengomentari aksi korporasi pemasok telekomunikasi, salah satunya pembelian saham perseroan oleh direksi Indosat. 

CEO Indosat Vikram Sinha membeli 2.183.000 saham Indosat dari laman informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan Niki Lee, Direktur dan CFO Indosat, membeli 6.20.000 saham. 

Selain itu, Direktur dan Direktur Bisnis Muhammad Buldantsia juga melakukan transaksi sebanyak 1.320.000 saham. 

Reza menilai kegiatan ini menunjukkan keyakinan terhadap prospek kinerja ke depan. 

“Manajemen meyakini kinerja perusahaan masih mempunyai peluang dan ruang untuk tumbuh,” kata Reza. 

Merujuk pemberitaan pers, Indosat meraup pendapatan sebesar Rp 41,8 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024, meningkat 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Indosat melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 39,1% atau Rp 3,8 triliun. 

“Hasil ini mencerminkan upaya kami untuk menekankan keunggulan operasional, alokasi modal strategis, dan transformasi berbasis AI,” kata Vikram.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel