Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa menghadapi permasalahan kenaikan biaya layanan kesehatan yang berdampak pada meningkatnya klaim pengobatan. Hal ini juga terlihat dari besarnya data klaim PT Prudential Sharia Life Assurance atau Prudential Syariah.

Berdasarkan laporan keuangan Prudential Syariah yang belum diaudit, klaim bruto pada Agustus 2024 sebesar Rp1,01 triliun, naik 14,88 persen (mtm) dari Rp886,40 miliar pada Juli 2024, atau 24-19 meningkat persen. Agustus 2023 dari Rp 820 miliar per tahun (tahun lalu).

Menanggapi hal tersebut, Presiden Eksekutif Prudential Syariah Iskandar Ezzahuddin Bin Ahmad Zulkiflee mengatakan kelompoknya memiliki strategi untuk mereformasi produk asuransi jiwa syariah.

Jadi tugas kita membangun produk yang tepat. Bukan soal mengurangi klaim, tapi membangun produk yang tepat, kata Iskandar usai meluncurkan produk PruCritical Amanah di Jakarta, Kamis (3/10/2024). ).

Pada dasarnya syariah menjelaskan bahwa keadilan dalam asuransi jiwa berarti semua pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Artinya tidak ada pihak yang dibiarkan dalam kegelapan selama proses asuransi.

Sementara terkait peningkatan klaim, Iskandar menilai hal tersebut merupakan tanda Prudential Syariah hadir untuk melindungi masyarakat.

“Semakin banyak klaim yang kami bayarkan, semakin kami harus melindungi nyawa nasabah kami,” ujarnya.

Kontribusi pendapatan meliputi kontribusi Dana tabarru, Tanahud, Ujroh dan Prudential Syariah dari penyaluran investasi Agustus 2024 sebesar Rp2,41 triliun, meningkat 14,17% dibandingkan Rp2,11 triliun pada Juli 2024 atau 0 meningkat sebesar 0,94%. Dibandingkan Rp 2,39 triliun pada Agustus 2023.

Saat ini pada tahun 2023, Prudential Syariah menyalurkan klaim sebesar Rp2,2 triliun rata-rata Rp6 miliar per hari kepada peserta selama 365 hari.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel