Bisnis.com, JAKARTA — Meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan terus menjadi perhatian industri asuransi jiwa. Hal ini terjadi karena inflasi medis, sehingga setelah pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang mulai ingin berobat di rumah sakit. 

Namun apakah klaim kesehatan tersebut hanya disebabkan oleh kedua faktor tersebut? 

Head of Risk Management Product AAJI GCG Fawzi Arfan mengatakan, industri asuransi juga masih menganalisis faktor lain yang mendorong kenaikan klaim kesehatan.

Termasuk masalah rawat inap berlebihan atau pengobatan berlebihan. Selain itu, tingkat kenaikan klaim kesehatan lebih besar dibandingkan kenaikan inflasi medis itu sendiri. 

Sementara itu, inflasi medis tumbuh sekitar 10-13% setiap tahunnya. Sementara itu,  AAJI mencatat klaim asuransi jiwa kesehatan tumbuh 29,6% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp 5,96 triliun antara Januari hingga Maret 2024. Pada periode yang sama tahun lalu, klaim asuransi kesehatan yang dibayarkan industri asuransi jiwa mencapai 4,6 miliar rupee. 

“Apakah ada perlakuan yang berlebihan? “Ini salah satu yang kita kaji, kita sangat prihatin dengan hal ini, karena perlakuan yang berlebihan tidak hanya merugikan industri asuransi, tapi juga merugikan nasabah,” kata Fauzi dalam konferensi pers AAJI di Jakarta, Rabu (29). /5/2025). 

Fawzi mencontohkan seorang klien terkena flu namun diminta berobat lain yang tidak seharusnya, tentu akan merugikan klien. Untuk mengatasi hal tersebut, Fauzi mengatakan AAJI kini sedang mencari cara untuk berbagi informasi antar perusahaan anggota untuk mencegah penipuan. 

“Kami sedang dalam proses sharing data, tujuannya agar ada keseragaman, jika ada kelebihan pengobatan di RS bisa kami laporkan,” ujarnya. 

Lebih lanjut, AAJI juga mendukung langkah Kantor Jasa Keuangan (OJK) yang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memperkuat ekosistem kesehatan melalui produk dan layanan asuransi kesehatan yang berkualitas.

Di sisi lain, Ketua AAJI Budi Tampubolon optimistis akan tercapai kesepakatan antara perusahaan asuransi jiwa dan rumah sakit terkait peningkatan kebutuhan layanan kesehatan.

“Sampai semua pihak bertemu di mana mereka berada, kita lihat masyarakat butuh layanan kesehatan, tapi kalau layanan kesehatan itu mahal, maka masyarakat butuh kepercayaan, jadi mereka punya asuransi. Dari sudut pandang itu, kebutuhannya jelas. antara perusahaan asuransi dan industri kesehatan, dan tidak ada biaya apa pun,” katanya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Canal WA