Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan jumlah perusahaan eksportir perikanan ke Uni Eropa masih stagnan di angka 176 perusahaan sejak 2017. 

Kepala Badan Pengawasan Mutu dan Pemeriksaan Mutu (KKP) Hasil Kelautan dan Perikanan (KKP) Ishartini mengatakan, Indonesia saat ini belum bisa menambah jumlah perusahaan perikanan yang mengekspor ke Uni Eropa. 

“Jumlah perusahaan yang bisa ekspor ke Uni Eropa saat ini sebanyak 176 perusahaan, sejak tahun 2017, kita tidak bisa menambah jumlahnya,” kata Ishartini dalam konferensi pers di kantor KKP, Kamis (24 Oktober 2024).

Ishartini mengatakan, penyebab Indonesia sulit menambah jumlah perusahaan yang melakukan ekspor ke Uni Eropa karena banyak perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan ekspor ke kawasan tersebut.

Pemaparan Ishartini mengenai persyaratan Uni Eropa bagi negara yang memerlukan izin ekspor UE (proses perizinan): Pengakuan Kesetaraan SJMKHP. Pabrik pengolahan ikan di kapal tersebut kemudian memperoleh izin ekspor (izin fungsi) UE.

Selanjutnya, Rencana Pemantauan Residu Nasional (NRMP) diterapkan dan tindakan resistensi antimikroba (AMR) diterapkan. Persyaratan lainnya antara lain fotokopi sertifikat HACCP minimal kelas A, surat permintaan nomor registrasi kepada lembaga sertifikasi, dan surat penjelasan penggunaan nomor registrasi.

KKP saat ini sedang melakukan beberapa pekerjaan rumah agar lebih banyak perusahaan perikanan Indonesia bisa mengekspor ke Uni Eropa.

Salah satunya adalah dibukanya kerjasama dan komunikasi dengan Ditjen SANTE (Direktorat Jenderal Kesehatan dan Keamanan Pangan). Selain itu, Ishartini mengatakan Indonesia telah meminta negara-negara maju untuk memberikan dukungan dalam memberikan bantuan teknis dalam bentuk komitmen kerja sama dan peningkatan kualitas.

KKP memperkirakan sekitar 33 perusahaan perikanan baru sudah bisa mengekspor ke Uni Eropa. Pasalnya, 33 perusahaan tersebut rencananya akan melayangkan surat ke CA untuk meminta nomor registrasi.

“Kalau 33 ini disetujui, tentu banyak pelaku ekonomi yang mendaftar agar bisa ekspor [ke Uni Eropa],” tutupnya.

Berdasarkan data PPP tahun 2023, Uni Eropa menduduki peringkat pertama dalam 5 besar pasar perikanan dunia dengan pangsa 33,52%. Impor perikanan Uni Eropa akan mencapai $36,15 miliar pada tahun 2023, dengan produk salmon trout mendominasi sebesar 32,4% dan udang sebesar 12,6%. Norwegia merupakan pemasok utama dengan pangsa sebesar 33,1%.

Sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-20 dengan share 1,0%. % dan rumput laut sebesar 8,1%.

“Nilai produk ini perlu kita tingkatkan agar bisa masuk ke Uni Eropa,” tutupnya.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel