Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, sebanyak lima pelaku usaha berminat membangun pabrik hidrolisat protein ikan (HPI) yang merupakan bahan baku utama susu ikan.

Budi Sulistyo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KPK, mengatakan kelima pelaku usaha tersebut berasal dari Jakarta dan Surabaya.

“Kemarin ada lima [pelaku usaha] yang mulai berdiskusi, mereka tertarik [membangun pabrik],” kata Budi kepada Bisnis, Senin (10/07/2024).

Usai berdiskusi dengan KPK, Budi mengatakan mitra usaha akan mengecek lebih lanjut pihak internal perusahaannya mengenai minat membangun pabrik HPI.

Saat ini, PKC mencatat pabrik HPI baru ada satu, hasil kemitraan Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dan PT Give Teknologi Indonesia. Meski begitu, Budi tidak menutup kemungkinan ada pabrik kecil yang juga memproduksi susu ikan, namun tidak terdaftar di KPK.

Di sisi lain, pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi agar masyarakat mengetahui susu ikan tersebut. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan asupan protein masyarakat. 

Pasalnya, konsumsi protein manusia hanya 62,3 gram per orang per hari, berada di bawah rata-rata negara Asia bahkan jauh dari negara maju yang bosan dengan angka lebih dari 100 gram per orang per hari. 

“Ini saatnya kita perkenalkan bahwa untuk Indonesia menuju Indonesia Emas, generasi emas, diperlukan asupan protein yang relatif tinggi. Perlu kita tingkatkan,” ujarnya. 

Pada tahun 2023, CCP bersama Kementerian Koperasi dan UKM akan memulai produksi susu ikan pertama di Indonesia. Susu ikan ini merupakan hasil kemitraan Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dan PT Give Teknologi Indonesia sebagai bagian dari program hilirisasi penguatan produk komoditas unggulan daerah. 

“Introduksi susu ikan ke pasar akan meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar lokal dan global,” kata Trenggono dalam keterangan resmi. 

Trenggono mengatakan produk ini merupakan inovasi yang memadukan manfaat protein ikan bagi kesehatan dengan keragaman produk olahan untuk menambah nilai lebih dan daya saing produk sesuai program prioritas CCP.  

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menambahkan, pengunduhan produk perikanan berupa susu ikan sangat penting untuk mengurangi impor sekaligus menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengolah sumber daya lokal menjadi produk bernilai tambah yang juga memiliki keekonomian tinggi nilai. nilai. 

“Hilirisasi berbasis ikan ini perlu dikembangkan, Indonesia punya ikan, rumput laut, kelapa sawit, kelapa, umbi-umbian dan berbagai sumber daya alam, semua itu di hilir dan sudah dimulai di Indramayu,” ujarnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel