Bisnis.com, JAKARTA – Emiten PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, badan usaha milik negara di bidang panas bumi. (PGEO) 2024 pada akhir Mei mendatang, tepatnya Selasa (28-05-2024), akan diselenggarakan rapat umum pemegang saham biasa (RUPST). Tentu saja investor mengharapkan dividen.
CFO PGEO Yurizki Rio mengatakan, rasio pembayaran dividen (DPR) yang dibagikan perseroan akan meningkat dibandingkan tahun lalu.
Sebelumnya, pada tahun buku 2022, PGEO membagikan dividen dengan rasio 14,96% dari laba bersih.
“Tahun lalu kami membagikan dividen dua kali, sebelum IPO dan setelah IPO. Kalau sebelum IPO itu dividen biasa, sebelum IPO pemegang saham ingin mendapat untung, maka dividennya setelah IPO,” kata Yurizki di Jakarta. pada Rabu (08/05/2024).
Sekadar mengingatkan, PGEO resmi hadir di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2023. 24 Februari Saat itu, PGEO mengumpulkan dana sebesar Rp9,06 triliun dengan harga penawaran perdana Rp875 per saham.
“Intinya rasio kami meningkat sebesar rasio pembayaran dividen dibandingkan pasca IPO. “Bahkan, payout rasionya meningkat setelah IPO,” tutupnya.
Berdasarkan prospektus IPO, PGEO berencana menawarkan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham berdasarkan rasio pembayaran dividen maksimal 50% dari laba bersih, setelah menyiapkan cadangan yang cukup.
Penentuan, besaran dan pembayaran dividen tunai di masa depan akan bergantung pada berbagai faktor, antara lain namun tidak terbatas pada laba ditahan, kinerja operasional, likuiditas, prospek usaha dan kondisi keuangan perseroan di masa depan.
Pembagian dividen PGEO didasarkan pada laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada induk perusahaan, yaitu sebesar 163,59 juta. USD atau setara Rp 2,53 triliun pada tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat 28,47% year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun 2022. selama periode tersebut yang berjumlah 127,34 juta
PGEO 2023 memperoleh 406,28 juta USD atau setara Rp 6,29 triliun (kurs Jisdor Rp 15.493 pada 29 Desember 2023). Pendapatan ini meningkat 5,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar $386,06. juta.
Sedangkan pendapatan tersebut terutama ditopang oleh penjualan uap dan listrik kepada pihak berelasi yaitu PT Indonesia Power dari sumur Kamojang sebesar 67,23 juta. Dolar Amerika.
Kemudian sumber PLN dari 5 sumur yaitu Ulubelu, Lahendongo, Kamojango, Lumut Balai dan Karaha yang menelan biaya total P313,22 juta. Selain itu, pihak ketiga menyediakan 19,79 juta. Konsesi produksi USD.
Sedangkan saham PGEO diperdagangkan menguat 1,15% atau 15 poin ke Rp 1.320 per saham pada Rabu (08/05/2024) pukul 14:20 WIB. Secara year to date (ytd), saham PGEO sudah menguat 12,28%.
________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel