Bisnis.com, MEDAN – Otoritas Jasa Keuangan Sumut (OJK Sumut) mengindikasikan penyaluran kredit perbankan di Sumut hingga Agustus 2024 akan fokus pada utang produktif. Pada periode ini, total utang mencapai 188,03 triliun atau 69,19%. Sektor pertanian tercatat sebagai sektor usaha yang menerima kredit dari perbankan.

Ketua OJC Sumut Khoirul Muttaqien mengatakan pertumbuhan kredit sektor pertanian sangat tinggi, mencapai 12,67% (year-on-year) hingga Agustus 2024.

“[Peningkatan] menjadikan sektor tersebut sebagai sumber utang terbesar pada periode ini,” kata Khourul dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (21/10/2024).

Khoirul mengatakan pertumbuhan kredit pada sektor pertanian berasal dari sektor kelapa sawit yang tumbuh sebesar 14,05% (YoY). Hal ini merupakan dampak dari meningkatnya permintaan CPO (crude palm oil) di pasar internasional dan membaiknya harga komoditas tersebut.

Selain itu, upaya peningkatan produktivitas dan perluasan lahan di Sumut turut berkontribusi terhadap peningkatan utang di sektor ini. Salah satunya, lanjut Khoirul, adalah program pengembangan komoditas kelapa sawit yang diinisiasi oleh Kantor OJK Sumut, atau dari perspektif peternakan rakyat melalui program Seraya (skema pengembangan kelapa sawit rakyat) dan factory farming.

Sejauh ini, Khoirul mengatakan perbankan di Sumut masih menunjukkan ketahanan terutama pada pertumbuhan permodalan dan likuiditas hingga Agustus 2024.

Secara keseluruhan, pada periode Agustus 2024, kredit meningkat sebesar 8,59% (YoY) dibandingkan pertumbuhan Agustus 2023 yang tercatat sebesar 4,39% (YoY). Total utangnya kini mencapai Rp 271,76 triliun.

“Hal ini menandakan perekonomian daerah terus mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Horul.

Khourirul juga menyampaikan, peningkatan kredit produktif didorong oleh peningkatan kredit operasional yang memberikan kontribusi sebesar 44,3% dari pertumbuhan 5,4% (YoY); Serta pinjaman dalam bentuk saham sebesar 24,84% dan meningkat 7,82% (YoY).

Peningkatan penyaluran kredit konsumsi juga terjadi. Pada Agustus 2024, utang konsumen akan mencapai $83,73 triliun, meningkat sekitar 14,11% (YoY). “Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan konsumen dan akses yang lebih baik terhadap layanan keuangan,” ujarnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel