Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi untuk menghindari posisi defisit yang mungkin dialami lembaga tersebut. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, BPJS Kesehatan kembali menunjukkan defisit iuran, namun laba atas investasi membuat badan publik tersebut surplus. 

Pada laporan tahun 2023, BPJS Kesehatan mencatat pendapatan sebesar Rp 158 triliun. Sedangkan fee yang diterima sebesar Rp 151 triliun. Perbedaan kekurangan pendanaan ini disebabkan oleh keberhasilan perusahaan dalam mengelola investasi.

Ghufron menegaskan, meski BPJS Kesehatan bukanlah lembaga yang mencari keuntungan, namun BPJS Kesehatan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia mengatakan, kekurangan tahun ini memang disengaja dan dia telah menyiapkan berbagai skenario sebagai strategi keluar untuk memastikan program tersebut tetap berkelanjutan.

Saat ditanya mengenai rencana strategi pensiun, Goufron menjelaskan masih banyak masyarakat yang belum memahami tantangan berinvestasi. Meski dananya banyak, namun dana tersebut terbatas karena operasionalnya selalu memerlukan persetujuan Kementerian Keuangan dan pihak terkait lainnya.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Ghufron menyebutkan upaya efisiensi seperti cakupan tanpa menggunakan banyak overhead. Namun, ia mengakui bahwa meski sudah berupaya, dana yang ada mungkin masih belum mencukupi.

Meski upaya itu sudah kita lakukan, namun pasti ada saatnya uang tidak mencukupi, jelas Gufron usai peluncuran BPJS Kesehatan Facial Recognition (FRISTA) di Jakarta, Senin (7/8/2024).

Salah satu strategi keluar yang sedang dipertimbangkan adalah crowdfunding, seperti yang dilakukan di banyak negara. “Pengurangan biaya, meski tidak seberapa, katakanlah Rp 20.000. Ini adalah salah satu cara. Pembahasannya pasti menarik, bisa juga melalui kenaikan iuran,” ujarnya.

Goufron menegaskan, semua pihak harus terlibat dalam setiap langkah yang diambil dan harus dibicarakan lebih lanjut, terutama dengan pemerintahan baru dan pemangku kepentingan.

Strategi lain yang sedang dipertimbangkan adalah penyesuaian tarif untuk memastikan tarif yang berlaku wajar dan menciptakan efisiensi. Selain itu, fokusnya juga pada pengembangan sistem deteksi penipuan sehingga layanan lebih akurat dan efisien. Sistem ini mencakup layanan tepat waktu, diagnosis akurat, perawatan yang tepat, dll.

Ghufron juga melakukan gotong royong, dimana peserta yang mampu secara finansial dapat membayar lebih, sedangkan peserta yang kurang mampu, termasuk penerima Bantuan Iuran (PBI), dapat menerima bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

Meski beberapa exit strategy sudah dilakukan, Goufron menegaskan masih banyak strategi lain yang bisa dipertimbangkan untuk menjamin keberlanjutan program BPJS Kesehatan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel