Bisnis.com, JAKARTA- Seseorang yang menghadapi permasalahan karier sebaiknya mempertimbangkan untuk berganti pekerjaan dengan bantuan peta bakat.

Pakar psikologi dan kartografi Aninda memaparkan hal tersebut secara detail dalam acara Tayang di channel YouTube Bisniscom.

Menurutnya, peta bakat akan menunjukkan bakat yang dimiliki seseorang. Misalnya ada yang punya banyak orang dan bisa bekerja dalam kelompok, ujarnya. Biasanya juga ada pekerja tunggal, mesin, dll. Ini pantas jika mereka bekerja sama.

“Kliennya ada di fakultas kedokteran, tapi mempelajari peta pengalaman itu memberi nilai dalam hal empati dan membantu orang lain. Sehingga pengetahuan itu sulit dilakukan,” ujarnya.

Pengalaman lainnya, ia pernah memiliki klien muda yang bekerja di sebuah agensi. Baru beberapa bulan bekerja, ia merasa tidak nyaman karena menurutnya terlalu banyak aturan. Nilai tertinggi setelah tes adalah tanggung jawab.

Menurut Aninda, orang-orang yang memiliki tanggung jawab tinggi umumnya tidak mau terlalu banyak diatur. Jika Anda merasa telah memberikan tanggung jawab tersebut kepada pemilik, atasannya juga harus setuju dengannya dan mengizinkan dia untuk memenuhi tanggung jawab tersebut tanpa persiapan lebih lanjut.

“Katanya dia ingin berganti karier dan menjadi pembuat konten. Saya lihat di peta bakatnya dia punya bakat ini. Saya melakukan itu dan saya punya hampir 60.000 pengikut. Lalu dia mengumumkan akan mengundurkan diri. Dua minggu kemudian dia muncul. Dengan 100.000 pengikut, itulah timeline media sosialnya,” kata Aninda.

Menurutnya, perlu dilakukan uji skill map untuk mendapatkan hasil yang baik, namun Aninda sudah bisa melihat tipe pelanggannya sejak awal perbincangan.

Bisa juga terjadi ketika seseorang merasa mempunyai masalah karier, mulai mempertanyakan diri sendiri, mulai merasa bahagia, dan sebagainya. Ia juga menjelaskan bahwa ia memerlukan tes peta keterampilan dalam situasi tertentu. Selain itu, banyak siswa SMA dan SMK yang mengikuti ujian untuk menentukan cabangnya.

“Atau ada siswa yang sudah menyelesaikan pendidikannya dan ingin mengembangkan karirnya, sehingga mengikuti ujian ini untuk mengetahui pekerjaan apa yang cocok untuknya,” kata Aninda.

Menurutnya, beberapa ibu rumah tangga yang anaknya mulai bersekolah mengikuti tes peta kecerdasan. Pasalnya, anak-anaknya mulai mempunyai waktu luang selama bersekolah dan mereka ingin mengisi waktu tersebut dengan pekerjaan atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.

“Ada yang akhirnya jadi pendamping, ada yang mau usaha, begitu dites, mereka memenuhi syarat. Jadi mereka berpikir bisa di rumah saja,” ujarnya.

Ia juga memberikan nasihat kepada perempuan yang memilih untuk tetap tinggal, memiliki anak yang masih bayi atau balita, dan perempuan yang ingin membangun kembali usahanya. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah jujur ​​terhadap situasi yang Anda hadapi.

“Karena anak-anak masih kecil dan kita mungkin belum bisa keluar rumah atau bekerja, jadi mereka khawatir. Cari tahu dulu lokasi kita. Tapi kalau tidak punya atau takut salah jalan, itulah gunanya peta pintar. Batas waktu yang buruk. Jangan sampai dijadikan pekerjaan, jadi lebih baik dimanfaatkan,” jelasnya.

Hal lain yang terjadi pada dirinya adalah dia adalah seorang wanita profesional yang juga sudah berkeluarga, dan dia merasa membutuhkan tantangan khusus untuk mendapatkan pekerjaannya, sehingga sayang jika meninggalkannya, namun sulit untuk move on. dengan kehidupan.

Untuk klien jenis ini, selalu disarankan untuk mencari pekerjaan sampingan yang sesuai dengan minat Anda. Dari segi finansial dapat dicapai dengan pekerjaan utama, dan dari segi psikologis dapat dicapai dengan pekerjaan sampingan.

Di akhir diskusi, Aninda menambahkan pesan bahwa jika kita ingin mencari pekerjaan yang tepat, kita harus mendefinisikan diri kita berdasarkan kemampuan kita terlebih dahulu. Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan potensi diri akan lebih sehat secara mental dan mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi terkait pekerjaan.

“Jika Anda merasa menghadapi tantangan karir, Anda bisa melakukan peta keterampilan atau misalnya menemui psikolog jika sulit menjelaskannya kepada pasangan atau teman Anda,” ujarnya.

 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA