Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemanperin) membeberkan tantangan di balik tren kontribusi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu masuknya produk manufaktur impor yang memberikan tekanan pada produk lokal.

Menteri Perindustrian (Mainprene) Agus Gumiwang Kartasmita mengatakan, pihaknya berupaya memperketat aturan impor untuk mendukung industri dalam negeri agar bisa tumbuh lebih baik.

“Upaya yang kami lakukan antara lain mempercepat inovasi dan meningkatkan efisiensi produksi lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Agus, Senin (18/11/2024).

Sekadar informasi, pangsa industri manufaktur terhadap PDB mencapai 19,02% (year-on-year/year) pada triwulan III 2024, lebih tinggi dibandingkan 18,52% year-on-year pada triwulan sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pangsa industri pengolahan terhadap PDB pada tahun 2014 sebesar 21,28%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 23,6% atau total PDB sebesar Rp 2.152,6 triliun 9.084 triliun pada tahun 2013. 

Penurunan ini akan berlanjut hingga tahun 2023, dimana sektor manufaktur menyumbang 18,67% atau Rp 3.900 triliun dari total PDB, dan naik menjadi Rp 20.892 triliun pada harga berlaku.

Pangsa sektor manufaktur terhadap PDB pada tahun 2023 sebenarnya meningkat dibandingkan tahun 2022 dengan kontribusi sebesar 18,34 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan pangsa sektor manufaktur sebesar 19,25 persen pada tahun 2021.

Menteri Perindustrian Agus yakin dapat meningkatkan kontribusi sektor industri untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi Presiden Pavo Sobianto sebesar 8% dalam lima tahun ke depan.

“Kementerian Perindustrian akan melanjutkan program hilirisasi dan industrialisasi sebagai bagian dari upaya pengembangan industri strategis nasional untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam,” ujarnya.

Senada, Irjen Kemenperin, M Rim menjelaskan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi untuk mempercepat pengawasan kebijakan Kemenperin pada tahun 2025.

Pada tahun 2025-2029, arah kebijakan industrialisasi fokus pada penguatan ekosistem industrialisasi dan peningkatan kompleksitas produk industri dengan target peran industri sebesar 21,9 persen. 

Ia mengatakan, “Selain itu, penguatan struktur dan menggerakkan industri hilir berarti memperkuat ekosistem industrialisasi yang mencakup penelitian, inovasi, standar, sumber daya manusia, penerapan teknologi regulasi, dan bidang Prioritas termasuk dukungan finansial melalui investasi.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel