Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Kemenhub) Kementerian Perhubungan mengirimkan tim khusus untuk menyelidiki penyebab bus wisata yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana, Ciater, Depok. kabupaten, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

“Saya masih selidiki, saya suruh tim cek. “Kami sudah mengirimkan tim investigasi Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen) untuk mencari tahu permasalahannya,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno di Jakarta. , dikutip Antara, Minggu (5/12/2024).

Hendro mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim khusus untuk bekerja sama dengan polisi guna menyelidiki penyebab kecelakaan itu dari segi teknis.

Sedangkan menurut Hendro, urusan hukum adalah ranah penegakan hukum, yakni kepolisian setempat.

Saya hanya masalah teknis kendaraannya, masalah hukumnya ada di kepolisian, kata Hendro.

Dia menunjuk empat orang dari tim khusus yang dibentuk Kementerian Perhubungan untuk bekerja sama dengan polisi dalam penyelidikan insiden naas tersebut.

“[Yang bertahan] empat orang. Idenya nanti saya cek [teknis penyebab kecelakaan],” kata Hendro.

Kementerian Perhubungan juga meminta Perusahaan Bus (PO) melakukan pemeriksaan rutin terhadap operasional bus untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan selama perjalanan.

Menurut Hendro, pemeriksaan rutin kendaraan (PKB) atau MOT kendaraan sangat penting untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas selama perjalanan.

“Saya juga menghimbau kepada kontraktor bus untuk mengikuti aturan, jika memang harus melakukan uji KIR maka lakukan uji KIR,” tegas Hendro.

Selain itu, Hendro juga meminta kepada seluruh masyarakat pengguna angkutan bus untuk berani mengkritik kendaraan yang ditumpanginya jika tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.

Pengguna bus diminta untuk mengecek terlebih dahulu kondisi teknis angkutan pada aplikasi MitraDarat untuk menjamin keselamatan dan keamanan selama perjalanan.

“Cek kendaraannya cocok atau tidak, kalau teknisnya minta bus lain. “Dan bagi pengemudi, jika tidak memahami medan yang dilalui, jangan mengemudi,” ujarnya.

Hendro pun menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas kecelakaan bus Trans Putera Fajar di Ciatera, Subang, Jawa Barat. Ia sangat prihatin dengan kejadian tersebut, padahal uji fungsi bus tersebut sebelumnya telah dilakukan pada angkutan mudik Lebaran 2024.

Sebelumnya pada Sabtu (11/05) malam, sebuah bus wisata yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, terlibat kecelakaan yang diduga akibat rem blong.

Data terbaru menyebutkan, korban tewas dalam kecelakaan bus terbalik di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang menjadi 11 orang, dengan empat orang luka berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit di kawasan Subang. . .

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel