Bisnis.com, JAKARTA – Kantor Kementerian (Kemenaker) buka suara soal kecelakaan kerja pada Kamis (13/6/2024) yang terjadi di pabrik peleburan nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang berlokasi di kawasan Indonesia. Kawasan Industri (IMIP).

Direktur Pengawasan Standar Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Yuli Adiratna memastikan hak-hak korban terpenuhi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan informasi, akibat kejadian tersebut ada 2 orang pekerja yang menjadi korban. 

“Pastikan haknya dibayar,” kata Yuli saat ditemui di Kompleks Parlemen, dikutip Kamis (20/6/2024).

Yuli mengatakan, pemerintah saat ini sedang menyelidiki penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi PT ITSS. Hal ini dilakukan agar kasus serupa tidak terulang kembali di daerah tersebut.

Ia juga mengungkapkan, peristiwa yang terjadi pada tanggal tiga belas bulan Juni 2024 itu bukan disebabkan oleh ledakan, melainkan amarah yang panas. Pekerja korban terkena semburan uap panas saat membersihkan terak logam dari lantai pabrik. 

“Jadi bukan untuk tungkunya, tapi saat dia mau membersihkan steel slagnya,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mempercepat pembenahan pengelolaan industri peleburan yang diperintahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Dalam hal ini, Kementerian Ketenagakerjaan bertugas memastikan standar ketenagakerjaan, mulai dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3), penggunaan tenaga kerja asing, dan kepatuhan terhadap peraturan di Indonesia.

Selain itu, untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, Kantor Kementerian Tenaga Kerja terus memberikan pelatihan kepada pegawai untuk memahami permasalahan K3. 

Pengelola kawasan industri tempat smelter nikel PT ITSS berada, PT IMIP sebelumnya membenarkan, kecelakaan itu terjadi di smelter ITSS. Namun pihak perusahaan membantah adanya penembakan di lokasi tersebut.

Manajer Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, kecelakaan kerja itu terjadi akibat uap panas feronikel di smelter ITSS pada Kamis (13/6/2024) pukul 22.00 WITA. 

Namun, sekali lagi kami tegaskan, hal itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas saat pekerja sedang membersihkan sisa besi di lantai pabrik, kata Dedy dalam keterangan resminya. pada Jumat (14/6/14) .  

Ia mengatakan 2 orang pekerja yang terkena uap panas langsung dikirim ke Klinik IMIP. Kondisi kedua korban saat ini dilaporkan sudah membaik setelah mendapat perawatan saat dibawa ke RSUD Bungku, Morowali, Sulawesi Tengah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel