Bisnis.com, JAKARTA – CEO MUC Tax Research Wahyu Nuryanto menegaskan kinerja sektor manufaktur dan perdagangan harus membaik dalam beberapa bulan mendatang agar pemerintah bisa merealisasikan penerimaan pajak sebesar Rp1.988,9 triliun sesuai target APBN 2024.

Wahyu menjelaskan, sektor manufaktur dan perdagangan mengalami penurunan paling besar terhadap keruntuhan tersebut. Faktanya, kedua industri ini kerap menjadi pembayar pajak terbesar. 

Oleh karena itu, ia tak heran jika realisasi pajak hingga akhir Agustus 2024 setara Rp 1.196,54 triliun atau 60,16% dari target APBN. Menurut dia, pemerintah harus segera memperbaiki kinerja sektor manufaktur dan perdagangan agar berkontribusi positif terhadap penerimaan pajak.

“Saya perkirakan di akhir tahun konsumsi negara akan membaik dan ini akan berdampak pada angka pajak di kedua sektor tersebut [manufaktur dan perdagangan],” jelas Wahyu kepada Bisnis, Kamis (26/9/2024).

Namun, dia mengingatkan realisasi penerimaan pajak pada Agustus 2021 sebesar 60,29 persen. Namun ternyata di akhir tahun realisasinya bisa mencapai 103,9% dari target.

Sehingga Wahyu yakin meski tidak mudah, pemerintah masih punya peluang. Selain itu, lanjutnya, konteks tahun 2021 dengan sekarang sangat berbeda.

Di penghujung tahun 2021, perekonomian Indonesia berada dalam tren pemulihan dari pandemi Covid-19. Sementara daya beli masyarakat menurun.

“Turunnya konsumsi berdampak pada penegakan PPN (pajak pertambahan nilai) tahun ini. Oleh karena itu, saya ingatkan pemerintah untuk memastikan kondisi perekonomian tetap terjaga dengan baik dan daya beli masyarakat tetap terjaga,” kata Wahju. Prospek penerimaan pajak tahun 2024

Sebelumnya, Menteri Keuangan Shri Muljani Indrawati mengatakan angka pendapatan pemerintah akan jauh dari target APBN 2024 pada akhir tahun. meskipun penerimaan pajak dan bea cukai masih di bawah target.

“Pendapatan pemerintah dari pajak diperkirakan mencapai 96,6% PDB, turun 2,9%. Artinya perekonomian nasional masih relatif terjaga meskipun tekanan dari beberapa barang relatif tinggi.” Senin (8/7/2024), jelasnya dalam rapat bisnis dengan DPR.

Pak Muljani menyatakan, proyeksi penerimaan pajak pada akhir tahun 2204 hanya sebesar Rp 1.921,9 triliun, atau Rp 66,9 triliun di bawah target yang sebesar Rp 1.988,9 triliun.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan II Thomas Givandono menjelaskan, penerimaan pajak penghasilan badan atau PPh badan memang menjadi penerimaan yang mengalami penurunan atau penurunan terbesar pada Agustus 2024.

Mulai Agustus 2024, pajak penghasilan badan akan menelan biaya Rp 212,7 triliun. Namun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka ini mengalami penurunan sebesar 32,1%.

“[Penurunan pembayaran PPh badan] terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas,” jelas Thomas dalam konferensi pers APBN di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).

Di sisi lain, keponakan presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengakui jenis pajak penting lainnya, khususnya pajak berbasis transaksi, menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun ini.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel