Bisnis.com, JAKARTA – Bank syariah dengan aset besar terus mendorong persaingan yang sehat. Pasalnya, pasar perbankan syariah di Indonesia saat ini didominasi oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI Kini, ada tanda-tanda baru bahwa pesaing BSI akan segera hadir.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan ada dua bank yang akan melakukan demerger atau pemisahan unit usaha syariah (UUS), dengan batas waktu permohonan persetujuan hingga tahun 2026.

POJK Nomor 12 tentang Unit Usaha Syariah Tahun 2023, bank yang nilai aset UUS mencapai 50% dari total aset induknya dan/atau total aset UUS paling sedikit Rp50 triliun wajib dipisahkan berdasarkan komersial syariah. bank (BUS).

Berdasarkan laporan keuangan, ada dua bank yang masih memiliki UUS, yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Kedua bank tersebut telah menerapkan kriteria pemisahan tanggung jawab sesuai ketentuan OJK.

Dalam rangka spin-off UUS, BTN berencana melakukan aksi korporasi berupa buyout. Bahkan, setelah BTN batal mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, mereka dipastikan sedang dalam proses mengakuisisi bank syariah baru.

Bank Victoria Syariah merupakan entitas yang paling sering dilaporkan sebagai entitas dimaksud. Terkait hal tersebut, Dirut dan Direktur BTN, Nixon L. Napitupulu mengungkapkan, proses pengadaan masih berjalan meski ia tidak membeberkan nama lembaga terkait.

Soal prosesnya. Harganya paling tidak kita sepakati dengan calon, tapi dari segi eksekusi, kita mungkin berharap ada CSPA [perjanjian penjualan bersyarat] tahun ini, katanya di Menara BTN, Jakarta Pusat, pada Kamis. Selasa (15/10) /2024).

Direksi Bank Tabungan Negara (BBTN) atau BTN menjelaskan filosofi logo baru perusahaan./Bisnis – Arlina Laras.

Diungkapkannya, BTN saat ini sedang mengerjakan dokumen yang diminta pemilik calon entitas tersebut sebagai bagian dari proses kontrak.

Menurut Nixon, operasi tersebut baru akan dilakukan setelah rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat pihak terkait luar biasa (RUPS). “Kami serahkan tanggal PC/PCnya kepada pemilik atau pemerintah, tapi kalau bisa awal tahun ini,” lanjutnya.

“Karena POJK-nya harus kita pesan [pada dasarnya] tahun depan, November 2025. Jadi kalau kita beli, bisa jadi awal tahun depan, setelah kita beli, kurang lebih Juni atau Juli akan dipisahkan, “ucap Nixon..

Jadi setelah proses ini, pihak punya waktu sekitar 6 bulan untuk mengalihkan aset dari induk BTN ke BTN Syariah.

Selain itu, Nixon juga mengumumkan rencana pemanggilan terhadap Muhammadiyah. “Kami berharap bisa menjadi tuan rumah [Mohammadia]. Bahkan kami ingin mendapat [bagian],” ujarnya.

Soal kemungkinan Muhammadiya menjadi pemegang saham minoritas, kata dia, persoalan itu bisa dibicarakan lebih lanjut.

Nixon kemudian menegaskan pihaknya membutuhkan keterlibatan Muhammadiyah dalam bisnis BTN Syariah. Alasan utamanya terkait reputasi ormas Islam terbesar kedua di Tanah Air.

Mengapa kita membutuhkannya? Karena kita membutuhkan organisasi akar rumput Islam yang benar-benar besar, bereputasi dan baik, serta memiliki ekosistem bisnis yang saling menguntungkan, lanjutnya.

Ia mencontohkan, karena Muhammadiyah identik dengan dunia pendidikan, maka masyarakat yang berprofesi sebagai guru bisa mendapatkan layanan layaknya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Layanan ini mungkin disediakan oleh BTN Syariah. “Karena guru butuh banyak hipotek,” kata Nixon. Spin Off CIMB Niaga

Selain BTN, CIMB Niaga juga masuk dalam kriteria bank dengan kewajiban demerger berdasarkan ketentuan OJK. Aset UUS CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah mencapai Rp 64,83 triliun pada kuartal II 2024.

Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kedua bank juga telah menyiapkan aksi korporasi untuk divestasi UUS-nya. Kedua bank tersebut menghubungi dan berkoordinasi dengan JSC untuk melaksanakan pemisahan tersebut.

Kedua UUS tersebut tentunya sedang melakukan berbagai persiapan berdasarkan penyesuaian model bisnis, infrastruktur, dan berbagai kebutuhan operasional lainnya, kata Dian melalui tanggapan tertulis, Jumat (10/11/2024).

Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Dharmawan mengatakan perseroan sedang mempersiapkan spin-off UUS. CIMB Niaga juga telah berkonsultasi dengan OJK dan otoritas terkait lainnya untuk menerapkan pemisahan tersebut.

“[CIMB Niaga] akan memulai proses spin-off tahun depan,” kata Lani kepada Bisnis pada pertengahan Juni 2024.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA