Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk. (ISAT) menilai faktor keamanan dan kedaulatan data menjadi hal yang krusial di tengah disrupsi teknologi kecerdasan buatan (AI) di sektor perbankan. 

President & CEO Indosat Ooredo Hutchison Vikram Sinha mengatakan penggunaan teknologi di industri kritis seperti perbankan harus fokus pada berbagai faktor seperti inklusivitas, keandalan, keamanan, dan kedaulatan. 

Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang baru, misalnya, telah membuat arus informasi antara bank dan nasabah menjadi lebih kaya dan cepat. Arus lalu lintas data yang cepat ini memerlukan dukungan infrastruktur telekomunikasi yang aman dan berdaulat.  

“Kalau bicara kedaulatan, saya belajar bahwa Indonesia harus menguasai informasi, perangkat, dan platform. Harus ada komunikasi dengan Indonesia,” kata Vikram, Senin (9/10/2024).

Vikram mengatakan bahwa dengan adanya infrastruktur digital, perusahaan yang menggunakan AI dapat memahami setiap proses transaksi data, sehingga memastikan pelanggan memiliki akses ke data mereka. 

Vikram mengatakan, untuk melindungi keamanan data nasabah bank, Indosat berinvestasi besar dalam pengembangan pusat data AI untuk membantu bank mendapatkan peluang baru dari penggunaan AI.

“Kami meluncurkan pabrik AI. Pertama di Asia Tenggara karena kami siap. Ini tentang persiapan dan ketangkasan. “Kami ingin membuka peluang bagi Indonesia untuk lebih berkembang lagi,” kata Vikram. 

Indosat melalui ekosistem teknologinya terus mendorong adopsi AI secara luas, termasuk melalui Data Center BDx Indonesia yang memiliki total kapasitas TI sebesar 150MW+ di Indonesia. 

Selain itu, anak perusahaan Indosat, Lintasarta, akan menghadirkan pabrik AI-nya ke ekosistem ini melalui GPU Merdeka yang didukung NVIDIA, cloud AI yang berdaulat, dan beberapa inisiatif AI lainnya.  Hari Bank AI

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destri Damayanti mengatakan Indonesia memiliki potensi pengembangan ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN. 

Dengan menggunakan teknologi canggih seperti AI, komputasi awan, dan blockchain, lembaga keuangan kami dapat memberikan layanan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih hemat biaya. 

“Inisiatif seperti Bank AI Day penting untuk mempercepat kemajuan kita dan memastikan sektor keuangan Indonesia berdaya saing global,” kata Destry. 

Bank AI Day dikenal sebagai platform yang mempertemukan pemerintah, pemangku kepentingan industri, dan pemimpin regulasi untuk mengeksplorasi potensi besar AI dalam merevolusi sektor perbankan. 

Acara tersebut menarik perhatian beberapa pihak penting, antara lain Bank Indonesia (BI), Badan Jasa Keuangan (OJK), serta lembaga keuangan besar seperti Bank Sentral Asia, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan menunjukkan peran strategisnya. AI. Meningkatkan daya saing dan kesiapan sektor keuangan Indonesia.

Forum ini juga menyoroti pentingnya adopsi AI di industri perbankan dan jasa keuangan untuk meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan keamanan data, mempercepat adopsi teknologi, dan meningkatkan pengalaman pelanggan ke tingkat yang lebih tinggi. 

Dengan mengadopsi AI dalam proses bisnis inti, lembaga keuangan dapat sepenuhnya mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, menjadi lebih aman, efisien, dan fokus pada nasabah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA