Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia infrastruktur digital PT Indointernet Tbk. ( EDGE ) atau Indonet menyebutkan perseroan memiliki pusat data sebesar 29 megawatt (megawatt) pada kuartal I 2024, meningkat 23 megawatt per tahun.

Direktur Indonet Donauly Situmorang mengatakan pada awal Maret 2024, anak perusahaannya PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC) akan membuka pusat data berkapasitas 23 MW atau EDGE2 yang melengkapi pusat data tersebut. Pusat data EDGE1 sebelumnya memiliki output sebesar 6 megawatt.

Dijelaskannya, EDGE2 mengutamakan latensi rendah dan konektivitas tinggi serta dilengkapi dengan empat titik akses fiber yang mendukung konektivitas dan redundansi dengan lebih efisien.

Donal mengatakan perusahaan terbuka untuk menambah pusat data di masa depan. Perusahaan masih mengkaji rencana tersebut.

“Tidak, kami masih mencari. Jika ada kemungkinan pasti akan kami kaji. Kami tidak menutup kemungkinan untuk membangun [another data center], tapi belum.” “Kami masih mencari opsi,” kata Donauly saat ditemui di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Donally mengatakan Indonet terus menggali potensi bisnis data center. Perusahaan telah berinvestasi di beberapa negara, mulai dari China, Jepang, Korea, Filipina, India hingga Thailand.

“Kami akan terus menilai apakah pusat data EDGE2 sesuai dan kami akan terus menjajaki opsi lain.” “Tetapi kami tidak menutup kemungkinan akan dibangunnya pusat data di masa depan baik di dalam kota maupun di luar Jakarta,” jelasnya.

Donal juga mengharapkan operasional pusat data menyumbang sebagian dari pendapatan EDGE tahun ini. Begitu pula dengan area bisnis cloud dan konektivitas perusahaan.

Jika melihat kinerja tahun lalu, Donali Data Center mencatatkan pendapatan sebesar Rp368,48 miliar, meningkat 97,38% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp186,69 miliar. Disusul layanan cloud dan konektivitas masing-masing Rp370,93 miliar dan Rp216,03 miliar.

Alhasil, emiten berkode saham EDGE itu menghasilkan pendapatan Rp 950,4 miliar atau 15,59% pada 2023.

Sedangkan untuk belanja modal, Donal mengatakan perseroan cukup fleksibel dalam mengalokasikan belanja modal (capex). Dalam hal ini, perusahaan mengutamakan operasional data center, konektivitas, cloud, dan peralatan operasional.

“Angkanya sendiri belum bisa dipastikan karena bisa berubah sewaktu-waktu, tapi kami punya keleluasaan untuk melakukan investasi tambahan jika diperlukan,” ujarnya.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel