Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara soal keputusan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter yang mengimpor lebih banyak KRL dan 8 KA dari China.
Risal Wasal, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, mengatakan pihaknya tidak ragu dengan rencana impor lebih banyak KRL dari luar negeri. Dia mengatakan KAI Commuter mengambil langkah tersebut karena ada perubahan kontrak jumlah kereta api yang akan diperbarui oleh PT Industri Keretta API (Persero) atau Inca.
Tidak ada masalah (peningkatan impor KRL), yang penting masyarakat terlayani dan semua kereta yang masuk ke Indonesia sudah diperiksa dan disertifikasi, kata Risal di Jakarta, Minggu (21/7/2024).
Namun, dia mengingatkan, kereta api tersebut akan memenuhi standar keselamatan dan keamanan dalam perjalanan menuju Indonesia. Selain itu, kereta tersebut harus memiliki sertifikat pengoperasian.
Lebih lanjut Risal mengatakan Kementerian Perhubungan telah memberikan instruksi khusus kepada Kai Commuter terkait renovasi pesawat ini. Kementerian Perhubungan meminta agar pelayanan KRL Jabodetabek kepada masyarakat tetap terjaga dengan baik meski ada perubahan rencana terkait modernisasi kapal yang beroperasi.
“Kami instruksikan kepada KCI bagaimana memenuhi kebutuhan kereta api untuk melayani masyarakat Jabodetabek, bila gagal mereka berusaha mendapatkan kabar terbaru dari pihak lain,” kata Risal.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengatakan penambahan impor peralatan kereta api dilakukan PT Inka seiring dengan perubahan rencana restrukturisasi atau modernisasi kereta api.
Didik mengatakan, saat ini Inca baru memodifikasi 2 seri dari kontrak pertama sebanyak 19 kereta.
“Tahun 2025 akan didatangkan 3 KA dari luar negeri dan ada peningkatan KA. Selain itu akan ditambah 8 KA baru menggantikan KA kemarin yang tidak dihitung dari 19 menjadi 2 [kereta].”
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel