Bisnis.com, GRESIK – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tarif listrik dan harga BBM tidak akan naik pada Juli 2024.
Airlangga mengatakan, pemerintah belum bisa memastikan sampai kapan akan mempertahankan harga BBM dan tarif listrik.
“Kita sudah pantau sebelumnya. Enggak, kalau bertambah,” kata Airlangga saat ditemui di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024).
Meski demikian, Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, pemerintah akan terus memantau situasi, apalagi jika tarif listrik dipertahankan hingga September mendatang.
“Iya, kita lihat saja nanti. Sebentar lagi kita rapat,” ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk mempertahankan harga BBM bersubsidi dan non-subsidi serta tarif listrik hingga Juni 2024.
Sementara itu, Pertamina menjaga harga BBM mulai Februari 2024 sesuai arahan pemerintah. Saat ini harga Pertamax masih Rp 12.950 per liter, Pertamax Green 95 Rp 13.900 per liter, dan Pertamax Turbo Rp 14.400 per liter.
Sedangkan solar seperti Dexlite dipatok Rp 14.550 per liter dan harga Pertamina Dex Rp 15.100 per liter. Harga BBM bersubsidi, Pertalite dan Biosolar di seluruh Indonesia masih Rp 10.000 dan Rp 6.800 per liter.
Terpisah, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengatakan hingga saat ini belum ada pembahasan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM. Mineral.
“Sampai saat ini belum ada pembahasan kemungkinan kenaikan harga BBM dengan Kementerian ESDM,” ujarnya dalam konferensi pers APBN, Kamis (27/6/2024).
Isa menjelaskan, di satu sisi nilai tukar rupiah terapresiasi sangat signifikan, namun menurut Isa, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) masih sesuai perkiraan pemerintah.
“Jadi kita tidak banyak mendapat tekanan dari sisi ICP, tapi dari sisi bursa kita mulai mendapat tekanan dari subsidi BBM,” jelasnya.
Isa mengatakan, saat ini konsumsi BBM masih bisa dikendalikan, sehingga alokasi anggaran subsidi BBM masih dalam batas yang disiapkan pemerintah dalam APBN 2024.
Selain itu, ia menambahkan, pemerintah dan RP RI telah sepakat bahwa subsidi BBM harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan dengan kebutuhan subsidi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel