Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyambut baik keputusan pemerintah Australia yang mengakhiri penyelidikan antidumping terhadap produk nanas asal Indonesia. Kita berbicara tentang nanas konsumen, nanas jasa makanan, dan nanas industri (FSI).

Isi Karim, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, mengatakan keputusan itu bisa berarti ekspor ke Australia senilai $11,2 juta, atau setara dengan 169 miliar rupiah.

“Dengan mengakhiri investigasi antidumping Australia, Indonesia dapat menghemat ekspor nanas ke Negeri Kanguru sebesar $11,2 juta,” kata Isi dalam keterangan resmi, Kamis, 19 September 2024.

Pemerintah Australia menutup penyelidikan setelah tidak menemukan harga dumping dan rendahnya volume impor kedua produk asal Indonesia tersebut dalam laporan gencatan senjata yang dirilis pada 5 September 2024.

Isi mengatakan, impor nanas dari Indonesia yang diselidiki kurang dari 3% impor nanas Australia. Survei yang dimulai pada 4 Agustus 2023 ini akhirnya berakhir.

“Dalam keadaan seperti itu, Pasal 6 GATT 1994 dan ketentuan lain Perjanjian Anti-Dumping WTO harus digunakan untuk menghentikan penyelidikan anti-dumping,” jelasnya.

Pemerintah meyakini situasi ini akan mendorong Indonesia untuk meningkatkan ekspor nanas ke negeri kanguru tersebut dan merebut pasar nanas dari Filipina dan Thailand.

“Kami berharap Indonesia dapat mengambil pangsa pasar nanas Filipina dan Thailand di pasar Australia,” kata Nathan Kambuno, direktur keamanan perdagangan Kementerian Perdagangan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata nilai tahunan ekspor nanas Indonesia ke Australia meningkat sebesar 5,97% dari tahun 2019 ke tahun 2023, dan volumenya meningkat sebesar 0,46%.

Peningkatan nilai dan volume ekspor nanas Indonesia juga terjadi pada periode Januari hingga Juli 2024. Pada periode tersebut, nilai ekspor meningkat 2,7% atau mencapai 4,5 juta dolar dibandingkan periode yang sama. Tahun lalu jumlahnya 4,4 juta dolar.

Dari sisi volume, ekspor produk nanas mencapai 3,5 juta ton, meningkat 8,7% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3,2 juta ton.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.