Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Penanaman Modal (BKPM) punya beberapa “senjata” untuk menarik investor asing berinvestasi di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Pradana Indraputra, Staf Khusus BKPM Bidang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, dan salah satu kunci menarik investor asing adalah janji kondisi perpajakan yang adil.

Jadi kata kuncinya (fasilitas) ini adil, karena kita tidak sembarangan memberikan keringanan pajak, tax holiday atau keringanan pajak, jelas New Horizons: Doing Business with Indonesia di Jakarta (5 Juni 2024 saat ditemui). acara. ).

Lebih lanjut dia mengatakan, insentif perpajakan akan diberikan berdasarkan jumlah pegawai yang akan dipekerjakan, berapa besar investasi yang dilakukan, dan sejumlah parameter lainnya.

Contoh fasilitas yang dapat diberikan pembebasan pajak penghasilan untuk 10 tahun ke depan atau lebih dari 15-20 tahun.

Selain itu, investor juga akan mendapatkan fasilitas online single submission (OSS) yang mudah dan proses persetujuannya dapat dilakukan secara online.

“Selain itu, ada gugus tugas untuk mempercepat investasi, misalnya di Indonesia. Jadi misalnya investor punya masalah, Insya Allah bisa kita perbaiki. “Jadi ini beberapa fasilitas yang kami tawarkan,” ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Investasi atau Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia diketahui mencatatkan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 204,4 triliun pada kuartal I 2024. Pada periode ini, pelaksanaan PMA meningkat sebesar 15,5% per tahun.

Bahlil mengatakan, tingginya pertumbuhan PMA mencerminkan masih tingginya tingkat kepercayaan investor di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bayangkan dunia berada dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, tidak menentu, tetapi FDI kita (investasi asing langsung) masih ada, ujarnya dalam konferensi pers, 29/29/2024.

Diketahui, realisasi penanaman modal asing terbesar terjadi pada subsektor produksi logam dasar – produk logam dan peralatan bukan mesin yang mencapai 2,7 miliar dolar AS.

Kemudian realisasi FDI tertinggi mencapai 1,4 miliar dolar AS pada sektor pertambangan, dan 1,2 miliar dolar AS pada sektor pengangkutan, penyimpanan, dan telekomunikasi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA