Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan program prakerja tetap berjalan di pemerintahan Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Kepala Negara meminta agar rencana perwalian tetap dimasukkan dalam APBN 2025, mengingat rencana tersebut dinilai telah membuahkan hasil yang baik dalam pelaksanaannya.

“Saya laporkan prakerja, hasilnya bagus. Ke depan beliau [Jokowi] minta dimasukkan dalam APBN 2025,” kata Airlangga usai rapat dan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai perkembangan perekonomian Indonesia saat ini di Gedung DPR. Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat (8/9/2024).

Direktorat Penyelenggaraan Program Kartu Prakerja (PMO) memang telah menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran atau DIPA tahun anggaran 2025 kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Berdasarkan data Bisnis, Direktur Kartu Prakerja PMO Denni Puspa Purbasari mengatakan usulan tersebut merupakan permintaan Direktur Anggaran Kementerian Keuangan.

“Kami berkonsultasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian [Airlangga Hartarto] mengenai jumlah target yang akan dicapai tahun depan, kemudian kami serahkan ke Kementerian Keuangan,” kata Denni usai menghadiri rilis pra tahun 2023. Laporan pelaksanaan program Job Map, Rabu (15/5/2024).

Namun, dia enggan memberi tahu Kementerian Keuangan mengenai besaran anggaran yang diajukan. Denni mengatakan, besaran anggaran akan diputuskan kemudian dalam rapat komite penciptaan lapangan kerja. Kemudian, Arilangga Hartarto akan mengumumkannya sebagai ketua panitia penciptaan lapangan kerja.

Senada dengan itu, Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mendesak pemerintah mendatang untuk melanjutkan program pra-kerja. Mengingat hal ini, tidak ada alasan untuk melanjutkan rencana ini tahun depan.

“Juga temanya [pemerintahan mendatang] terus berlanjut, saya harap terus berlanjut,” kata Susi.

Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2020, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan program prakerja pada tahun 2024. Tahun ini, Airlangga menargetkan sebanyak 1,14 juta peserta dapat mengikuti program tersebut.

Dengan target 1,14 juta peserta, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,8 triliun untuk mendukung kegiatan program dan operasional. Anggaran ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp4,3 triliun.

Setiap peserta program akan mendapatkan beasiswa sebesar Rp4,2 juta per orang dengan informasi biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif finansial satu kali setelah pelatihan sebesar Rp600.000, dan insentif survei sebesar Rp100.000 jika menyelesaikan survei sebanyak dua kali.

Sementara itu, hingga saat ini, PMO mencatat sebanyak 850.000 peserta telah mengikuti program prakerja atau mewakili 74,5% dari target yang telah dicapai pada tahun ini.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel