Bisnis.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membacakan pidato pemerintahan. Termasuk RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan pasal keuangan Jumat (16/8/2024), para analis sepakat pelaku pasar berharap banyak terhadap pembacaan pasal keuangan tersebut

Mirae Asset Senior Investment Information Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, pelaku pasar sangat menantikan untuk membaca laporan keuangan ini. Karena dalam artikel keuangan ini Ada banyak jenis asumsi yang terlibat dalam rencana keuangan dan kebijakan moneter pemerintah.

“Kami menantikan revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi. Tingkat inflasi di Indonesia dan prakiraan nilai tukar rupiah,” kata Nafan, Kamis (15/8/2024).

Lebih lanjut Nafan mengatakan, pasar menunggu bagaimana pembacaan finansial tersebut disampaikan kepada pemerintahan baru, seperti program makan malam gratis dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Nafan juga mencatat, pelaku pasar memilih melakukan aksi ambil untung sambil menunggu berita keuangan ini. Selain uang kertas Pelaku pasar juga memanfaatkan eksposur neraca Indonesia. Meskipun mencatat surplus selama 51 bulan berturut-turut, namun angka tersebut lebih rendah dari perkiraan.

Sementara itu, Budi Frensidy, pengamat pasar modal dan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) mengatakan dalam laporan keuangan ini. Pelaku pasar berharap defisit APBN tetap di angka 3%.

“Apalagi tahun depan PPN tidak naik menjadi 12% dan rasio utang tetap di bawah 40%,” kata Budi, Kamis (15/8/2024).

Selain itu, ia melanjutkan: Peningkatan penghasilan bebas pajak (PTKP) untuk meningkatkan potensi masyarakat berpenghasilan rendah dan gaji pegawai pemerintah dinaikkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

“Sebenarnya kalau pajak naik lagi Ini akan lebih sulit bagi kelas menengah. Oleh karena itu, akan berdampak negatif. Padahal beberapa di antaranya memang diharapkan,” kata Budi.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Segala keputusan investasi ada di tangan mahasiswa. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan. timbul dari keputusan investasi pembaca

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.