Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas turun hampir 1% karena investor melakukan aksi ambil untung jelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mungkin menjadi sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.

Melansir Bloomberg, pada perdagangan Kamis (25/07/2024), harga emas spot melemah 0,94% menjadi USD 2,375.18 per troy ounce pada pukul 11:12 WIB.

Emas Comex untuk kontrak Desember 2024 kemudian turun 1,77% menjadi $2,420.30 per troy ounce pada pukul 11.02 WIB.

“Dari sudut pandang fundamental Tidak ada faktor tunggal yang membebani emas. Jadi sepertinya kita akan melihat aksi ambil untung. Dan dari sudut pandang teknis Harga bisa turun,” kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA untuk Asia Pasifik. Ringkasan menurut laporan Reuters Kamis (25/7)

Investor kini menunggu rilis data produk domestik bruto (PDB) AS malam ini, Kamis (25/7), dan Federal Reserve (Fed) ingin menggunakan ukuran inflasi, termasuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada hari Jumat ( 26/7) waktu setempat.

Para pedagang memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga pada September 2024. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung meningkat ketika suku bunga rendah.

Wong juga yakin jika data PCE menunjukkan inflasi melambat dan The Fed dapat memangkas suku bunga pada September 2024, maka harga emas bisa pulih.

Survei Reuters menunjukkan bahwa harga emas kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi dalam beberapa bulan mendatang. Platinum dan paladium akan tetap di bawah $1.000 per ounce tahun ini.

Dewan Emas Dunia mengatakan bahwa ketidakpastian pemilu dan meningkatnya ancaman geopolitik akan semakin meningkatkan volatilitas dan berdampak pada berbagai variabel makro.

“Hal ini dapat mendorong investor untuk mengevaluasi bagaimana mereka dapat mengurangi risiko dalam portofolionya. dan mengarahkan mereka ke aset yang aman seperti emas,” jelasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.