Bisnis.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan rencana perluasan area prioritas pemberian insentif makroprudensial kepada perbankan dalam bentuk suntikan likuiditas.

Gubernur BI Perry Vargio Stimulus likuiditas merupakan kebijakan makroprudensial yang dilakukan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, perbankan didorong untuk menyalurkan pinjaman stimulus perekonomian.

Oleh karena itu, setiap enam bulan sekali kami meninjau sektor penggerak perekonomian kemarin, tidak hanya hilir pertambangan dan batu bara, tapi juga hilir pertanian, peternakan, dan peternakan. Perry pada konferensi pers hasil RDG Agustus 2024, Rabu (22/ 8/2024) di Jakarta. “Kami juga memiliki sektor perumahan kecil dan menengah dan kami mendorong pariwisata kecil,” ujarnya.

Sedangkan BI telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk melaksanakan stimulus makroprudensial, termasuk sektor perumahan, sedangkan Kementerian Keuangan telah melaksanakan stimulus fiskal.

Ke depan, kata Perry, sebagai bagian dari komitmen merangsang sektor padat karya, BI akan terus mengevaluasi insentif likuiditas yang merupakan salah satu sektor pencipta lapangan kerja.

“Kami memberikan insentif finansial kepada bank-bank yang bergerak di sektor ini, namun akan kami kaji ulang pada waktu yang tepat,” ujarnya.

Sebelumnya, Perry mengabarkan total stimulus bisa mencapai Rp 280 triliun pada akhir tahun 2024. Tambahan likuiditas ini diperuntukkan bagi perbankan yang tersebar di berbagai sektor prioritas, antara lain hilir pertambangan dan batubara, pertanian, peternakan, pariwisata, dan perumahan. , Usaha kecil dan menengah menjadi ramah lingkungan.

Rinciannya, sejak Maret 2024, besaran manfaat yang diberikan kepada perbankan mencapai 165 triliun dolar. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 255,8 triliun pada Juni 2024.

Sementara itu, stimulus diberikan oleh semua kelompok perbankan, karena bank-bank milik negara menerima tambahan $36,4 triliun. Dari yang semula Rp 82 triliun, kini mencapai Rp 118,4 triliun pada Juni 2024.

Selain itu, bank swasta nasional mendapat tambahan stimulus sebesar Rp44,1 triliun, naik dari Rp64,8 triliun pada Maret 2024 hingga Juni 2024, dengan tambahan stimulus sebesar Rp108,9 triliun.

Kemudian, BPD mendapat tambahan stimulus sebesar Rp9 triliun dari Rp15,9 triliun menjadi Rp24,9 triliun. Terakhir, KCBA meningkatkan biaya likuiditas dari Rp1,3 triliun menjadi Rp3,5 triliun sejak Maret.

Sementara itu, Deputi Gubernur BI Judah Agung menyampaikan saat ini terdapat 124 bank yang menerima insentif likuiditas makroprudensial dengan total Rp255 triliun atau 3,42% dari maksimal 4% insentif likuiditas yang diberikan BI.

“Dari dana pihak ketiga [DPK] 4%, yaitu 3,42%, dilaksanakan,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel