Bisnis.com, JAKARTA – Peminat memiliki kendaraan listrik sebaiknya mempertimbangkan kebiasaan mengisi dayanya. Hal ini untuk mencegah baterai cepat habis saat berkendara.
Manajer Uji Kendaraan R&D Hyundai Motor Indonesia (HMMI), Anton Khristanto mengatakan salah satu faktor penyebab kebocoran aki adalah kebiasaan menggunakan kendaraan listrik hingga mencapai kapasitas 0% atau mati di jalan.
Kendaraan listrik sudah memilikinya berupa notifikasi yang menandakan daya baterai berada pada 10% atau level baterai hampir habis. Selain itu, ini juga menunjukkan seberapa jauh mobil Anda dapat melaju tergantung pada kapasitas baterai yang tersedia.
Head unit juga memiliki fitur peta terintegrasi yang menyarankan stasiun pengisian daya terdekat. Saat mobil dipaksa bergerak, otomatis kecepatannya berkurang.
“Kalau dipaksakan terus, nanti dipotong sampai berhenti,” ujarnya di pabrik HMMI di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (16 Juli 2024).
Sementara itu, IONIQ 5 dan Kona Electric dapat dikendarai secara normal ketika daya baterai 20% atau lebih.
Ia juga menjelaskan konsumen tidak perlu khawatir melakukan pengisian daya karena berisiko baterai membengkak. Pasalnya, sistem keselamatan seperti sistem manajemen baterai (BMS) sudah ada.
Ketika daya baterai melebihi kapasitas, sistem akan mati secara otomatis.
Hingga saat ini, Hyundai juga memberikan garansi aki mobil hingga 8 tahun. Namun kerusakan atau penurunan kualitas baterai tidak dapat diperbaiki dan harus diganti seluruhnya.
Hal menarik yang diungkap Anton adalah baterai kendaraan listrik tidak terlalu cocok untuk cuaca musim dingin. Hal ini karena kinerja baterai menurun di musim dingin dan masa pakai baterai menjadi lebih pendek.
Untuk mengatasinya, baterai Hyundai Motor Company memasok pemanas ke pasar musim dingin untuk memanaskan baterai. Namun pemanasan yang diberikan hanya sebatas suhu pemanasan saja.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.