Bisnis.com, JAKARTA – Faktor geopolitik seperti konflik di Timur Tengah mempengaruhi pasar obligasi dan pasar saham Indonesia.

Ezra Nazula, Direktur dan Chief Information Officer Pendapatan Tetap PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI), mengatakan faktor geopolitik hanya akan terjadi sementara, namun dampaknya cukup nyata.

Ia mengatakan, faktor geopolitik yang terjadi di Timur Tengah akan berdampak pada ketidakpastian pasar obligasi dan saham.

“Ketidakpastian bukanlah kata yang baik untuk industri keuangan. Karena akan menghambat masuknya dana. Saya sampaikan akan ada beberapa katalis untuk mendongkrak pasar obligasi,” ujarnya saat menjawab pertanyaan awak media dalam webinar. Rabu (14 Agustus 2024).

Ia mengatakan, ketika terjadi ketidakpastian, dampak geopolitik tentu akan mempengaruhi input-input yang sebelumnya masuk ke pasar.

Selain itu, ia mengatakan harapannya adalah bahwa hal ini akan menyebabkan pasar “menunggu dan melihat” selama masa-masa yang tidak menentu, sementara katalis lain mungkin tertahan.

Ia mengatakan, hal ini bisa memberikan entry level yang menarik bagi investor untuk masuk pada level yang baik.

Dijelaskannya, meski berdampak besar bagi Indonesia, hal ini akan membuat investor fokus pada fundamental, Indonesia masih kuat, suku bunga masih akan turun lagi, rupee tentunya menguat, dan aliran masuk modal asing juga akan mengalir masuk.

Pada saat yang sama, Samuel Kesuma dari Perusahaan Manajemen Aset Manulife Indonesia (MAMI) juga mengatakan bahwa geopolitik adalah risiko jangka pendek, namun dampaknya mungkin besar.

“Yang sangat mengejutkan kami sejauh ini adalah apa yang terjadi di Timur Tengah sejauh ini belum terlalu berdampak pada harga energi. Dalam hal saham atau pasar saham, jika kita melihat pertumbuhan laba emiten, tentu di situlah letak dampaknya. kita lihat yang paling “Satu hal yang memprihatinkan adalah tidak terjadi inflasi besar-besaran yang mempengaruhi daya beli masyarakat,” ujarnya.

Tentu saja ketika ada situasi geopolitik, khususnya di Timur Tengah, masyarakat khawatir dengan potensi lonjakan harga minyak, kata Samuel.

Dia menjelaskan, jika harga minyak melonjak maka akan berdampak pada rupee dan daya beli. Namun dampaknya masih dapat dikendalikan dan perlu terus mendapat perhatian.

Oleh karena itu, patut diapresiasi, meskipun situasi geopolitik saat ini masih cukup panas, namun dampaknya terhadap harga energi atau pangan belum terlalu terlihat, dan inflasi akan relatif terkendali di masa depan.​

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel